Padang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan secara visual aktivitas Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan.
"Secara visual aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan. Aktivitasnya dominan berupa embusan dengan tinggi asap yang teramati maksimum 400 meter di atas puncak, dan erupsi terjadi kembali dengan tinggi abu letusan maksimum 2.000 meter di atas puncak," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang, Senin.
Hal tersebut disampaikan Muhammad Wafid terkait evaluasi Gunung Marapi periode 16-31 Oktober 2024. Dalam laporan itu, Badan Geologi melaporkan gempa letusan atau erupsi terekam kembali setelah dalam dua minggu sebelumnya gempa ini tidak terekam.
"Gempa hembusan juga mengalami peningkatan," ujar dia.
Adanya peningkatan kedua jenis gempa tersebut sebagai bentuk dari pelepasan energi akibat akumulasi energi yang sempat terbangun dalam dua minggu sebelumnya, yang terindikasi adanya kenaikan gempa vulkanik dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan/intrusi magma dari kedalaman.
Kemudian, gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi dilaporkan juga masih aktif terjadi secara fluktuatif. Saat ini energi seismik yang tercermin dari Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM) sedikit berfluktuasi di atas baseline.
Dalam rentang waktu dua minggu terakhir, nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) Gunung Marapi cenderung semakin menurun di bawah nol yang diinterpretasikan adanya kecenderungan peningkatan tekanan (stress) pada tubuh gunung api.
Demikian juga, kata dia, dengan koherensi cenderung melanjutkan penurunan yang mencerminkan kondisi medium bawah permukaan (di dekat permukaan) tubuh Gunung Marapi semakin terganggu, karena mengalami peningkatan tekanan pada tubuh gunung itu.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 1 November 2024, tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada level II (waspada) dengan beberapa rekomendasi, di antaranya masyarakat, pendaki atau pengunjung diminta tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Baca juga: BNPB siap pasang 20 unit sensor EWS di aliran sungai di Gunung Marapi Sumbar
Baca juga: BNPB uji sistem peringatan dini sebelum pemasangan di sekitar sungai di Gunung Marapi