Siak (ANTARA) - Pejabat Gubernur Riau SF Hariyanto menghadiri acara syukuran di Kampung Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak sekaligus menampung aspirasi masyarakat dengan tanya jawab hingga langsung memberikan solusi, Sabtu malam.
Aspirasi pertama datang langsung dari Penghulu (kepala desa) Pinang Sebatang Timur, Sudarno. Dia menyampaikan kondisi Jalan Pertiwi yang berujung ke Pelabuhan Pelindo Perawang yang rusak karena dilewati truk kontainer bertonase besar.
"Ini jalan provinsi tapi digunakan Badan Usaha Milik Negara Pelindo maka sudah dibangun pakai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sepanjang 1 kilometer. Ada ruas sambungannya lagi sekitar 300 meter rusak, tolong itu pak," katanya.
Dia mengatakan kegiatan syukuran ini adalah peringatan 23 tahun Kampung Sebatang Timur. Masalah lainnya disampaikan bahwa ada juga abrasi Sungai Siak sehingga perlu dibangun turap.
Selanjutnya Ketua Badan Permusyawaratan Kampung Pinang Sebatang Timur, Sofiardi menambahkan permintaan untuk melakukan drainase pada Jalan Pertiwi yang sudah dibangun tersebut. Kemudian dia juga meminta lampu penerangan jalan tersebut.
Warga lainnya turut meminta perusahaan sekitar untuk peduli terhadap Kampung Sebatang Timur yang benar-benar terdampak aktivitasnya. Ada perusahaan bubur kertas dan 53 ekspedisi yang melintasi Kampung menuju Pelabuhan Pelindo.
Adapun SF Hariyanto usai menerima aspirasi tersebut langsung memberikan jawaban bahwa pihaknya akan mengerjakan jalan 300 tahun tersebut. Dia meyakinkan bahwa itu akan dikerjakan pada November 2024.
"Kalau 300 meter itu Bulan November dikerjakan. Kalau tak masuk tak usah percaya dengan saya," katanya.
Sementara untuk abrasi sungai dikatakannya itu merupakan wewenang Badan Wilayah Sungai Sumatera III. Hal itu karena Sungai Siak masuk kategori besar dan bukan merupakan wewenang Pemprov Riau.
Untuk drainase silahkan kabupaten mengusulkan agar nantinya bisa disalurkan melalui bantuan keuangan. Begitu juga lampu cahaya namun jika jaringan tidak ada pihaknya meminta dinas energi dan sumber daya mineral atau PLN yang memasukkannya.
"Kalau perusahaan kita minta duduk bersama dulu, tapi kita sudah menekankan untuk memperhatikan dulu warga tempatan. Ini sudah kita bahas khusus," ungkapnya. (ADV)