Pekanbaru, (Antarariau.com) - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau periode 28 Mei--3 Juni 2014 umur sepuluh tahun ke atas mencapai Rp1.870,02/kg atau mengalami penurunan sebesar Rp32,46/kg dari harga seminggu sebelumnya sebesar Rp1.902,48/kg.
"Penurunan tersebut dipicu oleh penguatan Ringgit Malaysia meskipun tekanan dari kedelai selaku bahan substitusi melemah secara signifikan pada pekan lalu," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Drs. H. Zulher M.S. di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, perlakuan pasar CPO internasional sangat dipengaruhi oleh naik-turunnya nilai mata uang dolar Amerika Serikat, ringgit Malaysia terhadap nilai rupiah Indonesia.
Jika nilai ringgit Malaysia naik dari dolar AS, kata dia, harga CPO Indonesia akan terdorong melemah yang kini ikut memengaruhi. Namun, harga ringgit melemah maka harga CPO Indonesia akan naik.
"Saat ini ringgit Malaysia menguat sehingga menyebabkan harga CPO, baik Indonesia maupun Malaysia, turun," katanya.
Zulher memprediksi bahwa harga CPO ke depan akan terus berfluktuasi disesuaikan dengan nilai mata uang, permintaan pasar dan juga ketersediaan bahan baku di dalam negeri.
Ia menyebutkan bahwa imbas dari penguatan ringgit pekan lalu, harga CPO Malaysia turun signifikan. Harga CPO berjangka Bursa Malaysia untuk kontrak Juli turun 2,59 persen ke tingkat harga 2.525 RM/ton atau turun hingga 67 RM/ton.
Pada perdagangan yang terpantau pada hari Senin (26/5), harga CPO Malaysia mengalami kembali pelemahan. Harga CPO berjangka Bursa Malaysia untuk kontrak pada bulan Juli 2014 turun 0,91 persen ke tingkat harga 2.525 RM/ton atau melemah 23 RM/ton.
Sementara itu, harga TBS Riau untuk umur tiga tahun tercatat sebesar Rp1.338,55/kg; umur empat tahun Rp 1.494,77/kg; umur lima tahun Rp1.599,53/kg; umur enam tahun Rp1.646,55/kg; umur tujuh tahun Rp1.709,41/kg; umur delapan tahun Rp1.762,70/kg; dan umur sembilan tahun Rp1.819,28/kg.
Harga CPO, kata dia, diputuskan Rp8.322,85/kg dan PKO adalah sebesar Rp5.790,25/kg, sementara Indeks K adalah 88,40 persen. Sumber data harga berasal dari PT PN V, PT Sinar Mas Group, PT Astra Agro Lestari, PT Asian Agri Group, PT Citra Riau Sarana, dan PT Musim Mas.
