Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut inflasi tahunan atau year-on-year (yoy) pada Juni 2024 terhadap Juni 2023 terjaga dengan baik di angka 2,51 persen.
Ia menyampaikan data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan secara daring dan luring, Senin.
,
"Inflasi kita terjaga di angka yang sangat baik, menurun dibanding bulan yang lalu. Year-on-year kita bulan lalu 2,84 persen, sekarang terjaga di angka 2,51 persen, dan month-to-month (bulanan) terjadi deflasi atau penurunan, minus 0,08 persen," tuturnya.
Mendagri menyampaikan inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran secara bulanan disumbang oleh penyedia makanan dan minuman/restoran dengan angka inflasi 0,09 persen, dan andil inflasi 0,01 persen.
Lebih lanjut, kata dia, penyumbang inflasi lainnya yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen, dan andil inflasi 0,02 persen.
“Biasanya penyumbang utama itu adalah makanan dan minuman, tembakau, tetapi ini dari data BPS makanan dan minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi, minus 0,49 persen, yang merah itu adalah penyediaan makanan minuman restoran,” ujarnya.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa berdasarkan data yang sama, sepuluh daerah dengan inflasi tinggi; yaitu Papua Pegunungan (5,65 persen), Sulawesi Utara (4,42 persen), Papua Tengah (4,39 persen), Sumatera Barat (4,04 persen), Gorontalo (3,93 persen), Papua Barat (3,73 persen), Bengkulu (3,64 persen), Maluku (3,63 persen), Riau (3,56 persen), Kepulauan Riau (3,54 persen).
"Kami juga memberikan apresiasi kepada daerah-daerah yang (inflasi-nya) rendah; mulai dari Bangka Belitung (Babel). Babel ini paling konsisten, dan selalu hampir dua bulan terakhir selalu terendah. Saya tidak tahu ilmunya Safrizal Gubernur seperti apa. Papua Barat Daya, Papua, yang kita anggap mungkin sulit ternyata bisa mengendalikan," ujarnya.
Selain itu, ia menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di angka 5,11 persen pada triwulan I 2024.
Kemudian, kata dia, di antara negara anggota G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di nomor lima, setelah India, Turki, Rusia, dan China. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa di wilayah ASEAN juga cukup baik, yakni berada di peringkat lima dari 11 negara setelah Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, dan Kamboja.
Pada kesempatan itu, Mendagri menegaskan pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan situasi politik dan keamanan. Menurut dia, politik dan keamanan yang stabil akan memberikan ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
"Ekonomi kita di angka yang sangat bagus untuk Indonesia, di angka 5,11 persen, dan itu naik dari sebelumnya adalah 5,04 persen. Ini 5,11 persen di triwulan pertama, dan ini kita lihat bahwa nomor 44 dari 184 negara di dunia," jelasnya.
Baca juga: Mendagri: Partisipasi rakyat jadi penentu legitimasi kepala daerah
Baca juga: Mendagri sedang siapkan aturan sanksi bagi ASN terlibat judi online