Menjawab mitos yang berkembang tentang penggunaan blau untuk mengobati gondongan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, blau

Menjawab mitos yang berkembang tentang penggunaan blau untuk mengobati gondongan

Ilustrasi - Pemeriksaan kesehatan anak. (ANTARA/Pexels/Mart Production/am.)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak lulusan Universitas Gajah Mada dr. Fitria Mahrunnisa Sp.A meluruskan mitos yang berkembang di masyarakat bahwa pemakaian blau atau sabun untuk mencuci baju tidak bisa mengobati gondongan yang terjadi pada anak.

"Hanya mitos. Pemakaian blau tidak bisa mengurangi bengkak gondongan atau menyembuhkan mumps," kata Fitria melalui pesan singkat yang diterima ANTARA, Selasa.

Fitria mengatakan kemungkinan pada zaman dulu penggunaan blau pada anak yang gondongan adalah untuk mendapat efek seperti kompres dingin untuk memberikan rasa nyaman dari nyeri gondongan.

Gondongan atau mumps adalah penyakit yang menyerang kelenjar air liur yang disebabkan oleh infeksi virus Paramyxovirus. Penyakit ini tidak memiliki pengobatan khusus karena akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).

Sehingga pengobatan yang tepat adalah meringankan gejala serta mencegah risiko komplikasi dengan terapi obat demam serta memberi analgetik atau parasetamol untuk mengurangi nyeri dan demam pada anak.

"Anak juga perlu istirahat yang cukup, konsumsi air putih yang cukup serta mengonsumsi makanan yang lunak dan mengandung banyak air seperti sup, buah, kentang tumbuk, bubur agar mudah dikunyah,” katanya.

Dokter di rumah sakit Brawijaya Kemang itu juga menyarankan untuk hindari konsumsi makanan yang merangsang air liur seperti makanan pedas dan asam. Gondongan juga dapat dikompres air dingin sekitar 10-20 menit pada area yang bengkak untuk mengurangi nyeri.

Karena sifatnya yang dapat sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh, gondongan jarang menimbulkan komplikasi terutama jika sudah vaksinasi. Namun dalam beberapa kasus, gondongan bisa menyebabkan keparahan seperti orchitis atau peradangan pada testis sekitar 20-50 persen pada laki-laki post pubertas, peradangan pada jaringan otak 15 persen kasus, radang pada pankreas 2-5 persen dan ketulian dapat terjadi pada satu banding 20.000 kasus.

Pencegahan terbaik adalah melakukan imunisasi gondongan yang dapat diberikan sejak usia 12 bulan bersamaan dengan vaksin campak dan rubella. Imunisasi bertujuan mengurangi komplikasi dan sakit lebih berat.

"Selain itu pencegahan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi, menjaga higienitas dengan mencuci tangan dan menghindari kontak dengan anak sakit serta istirahat yang cukup,” tutup Fitria.

Baca juga: Dokter: Waspadai benjolan yang muncul di depan telinga, bisa jadi kanker

Baca juga: Dokter gizi bagikan tips cegah kanker dan kekambuhan dengan hidup sehat