Sagu Meranti Dari Bakso Hingga Mie Jepang

id , sagu meranti, dari bakso, hingga mie jepang

  Sagu Meranti Dari Bakso Hingga Mie Jepang

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, terdapat lebih dari 159 ribu hektare lahan yang telah ditumbuhi tanaman sagu, dan hampir setengahnya dikelola oleh masyarakat.

"Ada sekitar 79 ribu hektare yang dikelola oleh perusahaan, selebihnya adalah lahan milik masyarakat. Pemerintah daerah mendukung pengembangan tanaman tersebut," kata Bupati Maranti Irwan Nasir kepada pers saat mengunjungi Kantor Perum LKBN (Lembaga Kantor Berita Negara) Antara Biro Riau di Pekanbaru, Selasa (13/5).

Sagu adalah tepung atau olahan makanan mentah yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau pohon sagu, bahasa asingnya dikenal dengan Metroxylon sagu Rottb.

Di Meranti, tanaman ini tumbuh subur sehingga menjadi peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan dan membudidayakannya.

Terlebih, menurut Irwan, tanaman sagu juga begitu menjanjikan bagi perekonomian masyarakat di sana, bahkan jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman padi yang selama ini menjadi makanan pokok sebagian besar masyarakat di tanah air.

Bahkan tanaman ini lebih bersahabat dengan alam, dibandingkan dengan tanaman akasia yang menurut dia justru memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

"Satu batang sagu, itu menghasilkan 200 kilogram sagu mentah siap olah. Dan dalam satu hektare lahan, bisa ditumbuhi ratusan batang pohon sagu. Artinya, satu hektare saja, sagu yang dihasilkan bisa mencapai puluhan ton," ujarnya.

Sementara itu, lanjut dia, jika dibandingkan dengan tanaman padi, dalam tiap hektare-nya hanya menghasilkan kurang dari satu ton.

Selain itu, sagu juga merupakan tanaman yang simple bahkan tanpa perawatan sama sekali.

"Siklusnya bahkan hanya 1,5 tahun dan sudah menghasilkan uang yang berlimpah bagi masyarakat pemilik lahan dengan budi daya sagu," ucapnya.

Jika harus diperbandingkan lagi, satu hektare sagu itu sebanding dengan 12 hektare lahan padi. Dengan demikian maka dapat dipastikan sagu akan lebih menyejahterakan.

Hasilkan Puluhan Juta

Saat ini, lanjut Irwan, sagu di Meranti masih menjadi tanaman idaman yang mampu meningkatkan perekonomian pemiliknya.

Bahkan, tanaman sagu mampu memberikan penghasilan satu keluarga di Meranti mencapai puluhan juta dan ini sudah lebih dari puas.

Saat ini masyarakat Meranti sudah mengenali sagu dengan sangat baik dan merasakan keuntungannya sehingga terus mempertahankan dan mengembangkan budi daya tersebut, ujar Bupati Irwan.

"Kondisi itu diperbaiki dengan mulai banyaknya investor yang membangun pabrik-pabrik pengelolaan sagu. Dan itu mendatangkan kebaikan bagi masyarakat petani sagu," katanya.

Jadi tidaklah heran, jika di Meranti saat ini mulai banyak petani sagu yang sejahtera, bahkan anak-anak mereka ada yang kuliah di universitas mahal.

Dengan hasil yang begitu menjanjikan, kata dia, maka kemudian pemerintah mulai melakukan trobosan-trobosan untuk menjadikan sagu sebagai tanaman favorit bagi para petani di Meranti, bahkan mengangkat sagu diajang festival pangan nasional.

Festival Sagu

Pemerintah Kabupaten Meranti sebelumnya telah sukses turut serta dalam Festival Sagu Nusantara yang diadakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Sorong, Papua, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Acara tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian Dr Rusman Heriawan dan dihadiri Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang dalam pidatonya menyambut baik Festival Pangan Sagu Nusantara 2014 itu.

Penyelenggaraan acara ini bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), di Parkir Selatan Gelora Senayan, Jakarta.

Festival berlangsung selama dua hari dimulai sejak Sabtu (3/5) hingga Minggu (4/5). "Animo masyarakat ternyata cukup besar untuk datang ke festival ini dan saya sangat bangga," kata Wakil Gubernur Riau.

Acara ini tidak saja dihadiri masyarakat umum, tapi juga para pengusaha, pejabat, kalangan artis hingga duta besar negara-negara sahabat.

Tampak hadir artis senior Titiek Puspa, Melly Manuhutu, Edo Kondologit, Iyet Bustami hingga pengacara senior Elza Syarief.

"Saya mengapresiasi dan mendukung festival ini. Saya akan dukung apa maunya Bupati Kepulauan Meranti ini (menjadikan sagu sebagai makanan pengganti beras dan hilirisasi produk sagu)," kata Wamen Rusman Heriawan.

Ia mengatakan, untuk mendukung diversifikasi sagu atau hilirisasi produk sagu menjadi berbagai produk makanan, obat-obatan ataupun kosmetik. Perlu dilibatkan tidak saja Dinas Pertanian, tapi juga Dinas Kehutanan termasuk Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD).

Pada kesempatan itu, Wamen mengajak para pengusaha melihat peluang investasi khususnya untuk produk downstream (produk turunan) sagu.

Selama ini, kata dia, sagu belum mampu diolah dengan baik menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis.

Menurut dia, saat ini sagu baru dikenal masyarakat sebagai salah satu bahan makanan, seperti mie sagu dan lainnya.

Padahal, lanjutnya, sagu tidak saja bisa diolah menjadi berbagai produk makanan, namun juga kosmetik, obat-obatan, bahan kebutuhan industri plastik dan perekat hingga bioetanol.

"Para investor harus melihat ini sebagai suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan," ucapnya.

Selama ini, pemanfaatan sagu sebagai sumber pangan nasional masih kalah jauh dibanding beras.

Padahal sagu merupakan sumber pangan asli Indoensia yang persediaannya melimpah, ekonomis, dan kandungannya jauh lebih baik dari beras karena tinggi karbohidrat hingga mencapai 84,7 persen dan rendah kadar gula.

Garansi Sagu Meranti

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bahkan memberikan garansi kepada masyarakat di Indonesia bahwa sagu asal daerah itu menjadi yang terbaik.

Bupati Irwan mengatakan, Festival Sagu Nusantara diselenggarakan pertama kali bertujuan untuk memperkenalkan makanan sagu ke dunia dan Indonesia.

"Selain itu untuk mendukung program pemerintah dalam upaya ketahanan pangan di Indonesia," katanya.

Pemkab Meranti menginisiasi pangan sagu untuk diperkenalkan ke dunia. Apalagi potensi sagu terbesar di Indonesia adalah di Kepulauan Meranti.

Ia menambahkan, sagu saat ini sudah menjadi komoditas pertanian mulai dari hulu hingga hilir.

Sagu Meranti juga sudah diperdagangkan ke berbagai daerah di tanah air. "Seperti bahan dasar bakso di Jawa dan selama ini kita makan, bahan dasarnya selain daging adalah sagu Meranti," katanya.

Kemudian sagu Meranti juga telah diekspor ke berbagai negara di Eropa, juga ke Jepang yang kemudian mengolahnya menjadi mie sagu sebagai makanan khas negara itu.

"Saat ini pemerintah menargetkan tanaman sagu bisa menjadi bahan baku obat dan kosmetik. Sehingga bisa lebih meningkatkan perekonomian lokal," katanya.