Peringati Hari Lahan Basah, BRGM bersama KLHK tanam bibit sagu di Meranti

id BRGM RI,KLHK RI ,Pemkab Meranti ,BRGM tanam sagu di Meranti ,Penanaman pohon serentak 2024

Peringati Hari Lahan Basah, BRGM bersama KLHK tanam bibit sagu di Meranti

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI, Hartono (dua dari kanan) bersama Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, Plt Kepala Dinas Lingkungan Riau M Job Kurniawan dan Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Randolph melakukan penanaman bibit sagu di Desa Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Rabu (7/2/2024). (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melakukan aksi penanaman pohon secara serentak yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia, untuk memperingati Hari Lahan Basah Sedunia.

Provinsi Riau menjadi salah satu fokus wilayah kerja BRGM dalam melaksanakan penanaman tersebut. Lokasinya berada di Desa Lukit, Pulau Padang, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Sementara provinsi lainnya berada di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Pelaksanaannya secara resmi dipimpin langsung Menteri LHK Siti Nurbaya di Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono melakukannya di Kabupaten Kepulauan Meranti yang dihadiri oleh pemerintah setempat, pihak terkait dan masyarakat.

Hari Lahan Basah ini mengangkat tema Wetlands dan Human Wellbeing (lahan basah dan kesejahteraan manusia), yang memberi penekanan akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan lahan basah guna mendukung kesejahteraan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono. (ANTARA/dok)


Tema peringatan ini juga sejalan dengan visi dan misi BRGM untuk memulihkan gambut dan menghijaukan mangrove. Bahkan upaya ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono mengatakan lahan basah seperti gambut dan mangrove ini memiliki manfaat yang begitu besar. Oleh karena itu, perlu dikelola secara bijak.

"Kita dan KLHK bermitra dengan masyarakat dalam pelaksanaan penanaman di gambut dan mangrove untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan ke depannya," ujar Hartono.

Ia menuturkan penanaman sagu di Kepulauan Meranti memiliki empat tujuan. Salah satunya untuk membantu menahan air sehingga gambut tidak terbakar, juga dapat mendukung ketahanan pangan melalui diversifikasi.

"Penanaman sagu bertujuan mencegah kebakaran, mencegah emisi lahan gambut (baik dari kebakaran maupun dekomposisi gambut), sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar karena bernilai ekonomi tinggi, serta mencegah terjadinya bencana yang diakibatkan land subsidence," jelas Hartono.

"Tanaman sagu juga sebagai salah satu makanan pokok yang dapat menjadi solusi dari ancaman kelangkaan pangan," tambahnya lagi.

Untuk diketahui, lokasi penanaman 100 bibit sagu ini, dilakukan di lahan bekas terbakar pada 2014 lalu dengan tutupan semak belukar dan hamparan sagu tua. Sejak tahun 2020 Desa Lukit terus berinisiatif untuk mengusulkan penanaman sagu dengan hasil nyata. Hingga 2023, seluas 75 hektare lahan di desa telah ditanami sebanyak 18.000 bibit sagu, dan pada 2024 ini akan ditanam pada areal seluas 30 hektare.

Sejak tahun 2016 hingga kini, di Provinsi Riau telah melaksanakan kegiatan restorasi gambut seluas 452.631 hektar melalui kegiatan pembasahan dengan pembangunan 1.125 unit, 1.835 unit sekat kanal dan pembangunan 5 unit kanal timbun.

Selain itu, telah dilaksanakan kegiatan penanaman kembali (revegetasi) pada lahan gambut seluas 400 hektare dan pemberian bantuan revitalisasi mata pencaharian sebanyak 289 paket.

Pada kesempatan itu, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menyampaikan, aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.

"Penanaman pohon ini sebagai upaya menjaga bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama," ujar Vivien.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Kepulauan Meranti, Randolph mengucapkan terima kasih kepada BRGM dan KLHK atas terselenggaranya kegiatan penanaman pohon serentak di sepanjang musim penghujan 2024.

Ia menyebutkan, Kepulauan Meranti merupakan kabupaten yang berada disepanjang pantai Timur Indonesia yang sangat rentan terhadap abrasi. Gugusan pulau yang merupakan endapan tanah bergambut merupakan faktor utama penyebab kerusakan alam dan lingkungan.

"Hal inilah yang menjadi pemicu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk tetap konsern terhadap program rehabilitasi hutan dan lahan," terangnya.

Menurut Randolph, merehabilitasi lahan bukan pekerjaan yang mudah, melainkan perlu adanya dukungan dana yang besar dan SDM yang memadai. Untuk itu perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi sangat diperlukan, dalam upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup di Kepulauan Meranti.

"Semoga kegiatan ini dapat dilakukan terus menerus. Dengan jenis pohon yang tepat, maka kualitas lingkungan hidup akan meningkat yang berdampak positif bagi kecukupan air bersih, dan ketahanan pangan di Kabupaten Kepulauan Meranti," jelas Randolph.

Dapat disampaikan pula, ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan ekosistem gambut seluas 13,9 juta hektar dan mangrove seluas 3,36 juta hektar.

Kedua ekosistem ini memiliki peran penting dengan memberikan berbagai manfaat nilai intrinsik dan fungsi kehidupan seperti penyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas, hingga pemenuhan kebutuhan manusia yang bernilai ekonomi serta eco-tourism.