KSAL Laksamana Muhammad Ali proyeksikan pangkalan kapal selam di tiga armada TNI AL
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memproyeksikan ke depan ada pangkalan kapal selam di tiga armada TNI Angkatan Laut.
Laksamana Ali menjelaskan proyeksi itu juga seiring dengan pembelian kapal selam baru termasuk dua kapal selam Scorpene Evolved yang bakal dibuat di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
“Beberapa tempat sudah ditinjau dan disurvei untuk bisa disebar, untuk menjadi pangkalan kapal selam,” kata Laksamana Ali saat jumpa pers pada sela-sela acara seminar internasional bertajuk “Future Submarine” di Jakarta, Selasa.
Walaupun demikian, rencana untuk membentuk pangkalan kapal selam di tiga armada TNI AL kemungkinan masih lama. Alasannya, untuk membangun satu kapal selam membutuhkan waktu selama 5–7 tahun.
“Untuk membangun Scorpene membutuhkan waktu 7 tahun, 5–7 tahun. Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim (sementara, red.),” kata Ali.
KSAL melanjutkan dia sejauh ini juga telah berkeliling ke beberapa negara untuk melihat teknologi kapal selam dari galangan-galangan kapal terkemuka. Bagi Ali, tak tertutup kemungkinan Indonesia bakal membeli kapal-kapal selam lain di luar Prancis. Beberapa negara yang dikunjungi Laksamana Ali dalam setahun terakhir mencakup China, Jerman, Italia, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Scorpene Evolved yang dalam waktu dekat ini dibangun di galangan PT PAL Indonesia merupakan teknologi buatan Naval Group dari Prancis. Nantinya, Naval Group dan PT PAL Indonesia bekerja sama membangun kapal selam itu dari awal sampai akhir di Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan (kita) mengambil dari beberapa tempat, karena sebagaimana yang disampaikan Bapak Menhan (Prabowo Subianto) kita butuh kapal selam banyak,” kata KSAL.
Idealnya, Ali melanjutkan, Indonesia butuh banyak kapal selam karena luas perairan Indonesia yang mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Terlepas dari itu, dalam waktu dekat, KSAL menilai TNI AL butuh diperkuat 12 kapal selam.
“Yang optimum mungkin 12 dulu, kita punya 12 kapal selam pada era Orde Lama, pada era pemerintahan Presiden Soekarno kita punya 12 kapal selam, dan ke depan kita mungkin punya kapal selam besarnya 12 dan kapal selam lain yang kecil, atau unmanned system (nirawak) ya,” kata Laksamana Ali.
TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam yang seluruhnya tergabung di Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) yang bermarkas di Armada II Surabaya, Jawa Timur. Empat kapal itu mencakup KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Baca juga: KSAL Muhammad Ali resmikan Mako baru Lanal Dumai senilai Rp34,4 M
Baca juga: Presiden Joko Widodo lantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai KSAL
Laksamana Ali menjelaskan proyeksi itu juga seiring dengan pembelian kapal selam baru termasuk dua kapal selam Scorpene Evolved yang bakal dibuat di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur.
“Beberapa tempat sudah ditinjau dan disurvei untuk bisa disebar, untuk menjadi pangkalan kapal selam,” kata Laksamana Ali saat jumpa pers pada sela-sela acara seminar internasional bertajuk “Future Submarine” di Jakarta, Selasa.
Walaupun demikian, rencana untuk membentuk pangkalan kapal selam di tiga armada TNI AL kemungkinan masih lama. Alasannya, untuk membangun satu kapal selam membutuhkan waktu selama 5–7 tahun.
“Untuk membangun Scorpene membutuhkan waktu 7 tahun, 5–7 tahun. Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim (sementara, red.),” kata Ali.
KSAL melanjutkan dia sejauh ini juga telah berkeliling ke beberapa negara untuk melihat teknologi kapal selam dari galangan-galangan kapal terkemuka. Bagi Ali, tak tertutup kemungkinan Indonesia bakal membeli kapal-kapal selam lain di luar Prancis. Beberapa negara yang dikunjungi Laksamana Ali dalam setahun terakhir mencakup China, Jerman, Italia, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Scorpene Evolved yang dalam waktu dekat ini dibangun di galangan PT PAL Indonesia merupakan teknologi buatan Naval Group dari Prancis. Nantinya, Naval Group dan PT PAL Indonesia bekerja sama membangun kapal selam itu dari awal sampai akhir di Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan (kita) mengambil dari beberapa tempat, karena sebagaimana yang disampaikan Bapak Menhan (Prabowo Subianto) kita butuh kapal selam banyak,” kata KSAL.
Idealnya, Ali melanjutkan, Indonesia butuh banyak kapal selam karena luas perairan Indonesia yang mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Terlepas dari itu, dalam waktu dekat, KSAL menilai TNI AL butuh diperkuat 12 kapal selam.
“Yang optimum mungkin 12 dulu, kita punya 12 kapal selam pada era Orde Lama, pada era pemerintahan Presiden Soekarno kita punya 12 kapal selam, dan ke depan kita mungkin punya kapal selam besarnya 12 dan kapal selam lain yang kecil, atau unmanned system (nirawak) ya,” kata Laksamana Ali.
TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam yang seluruhnya tergabung di Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) yang bermarkas di Armada II Surabaya, Jawa Timur. Empat kapal itu mencakup KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Baca juga: KSAL Muhammad Ali resmikan Mako baru Lanal Dumai senilai Rp34,4 M
Baca juga: Presiden Joko Widodo lantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai KSAL