Washington (ANTARA) - Otoritas Amerika Serikat kembali melanjutkan pencarian terhadap enam pekerja bangunan yang diduga tewas dalam insiden jembatan ambruk di Kota Baltimore akibat ditabrak kapal kargo besar.
Gubernur Maryland Wes Moore mengatakan tim penyelam menghabiskan waktu berjam-jam di perairan dingin Sungai Patapsco pada Rabu (27/3) pagi, menyaring puing-puing di tempat Jembatan Francis Scott Key pernah berdiri.
"Saya sangat menekankan kepahlawanan orang-orang ini. Mereka berada dalam kondisi yang sangat dingin. Mereka berada di bawah sana dalam kegelapan di mana mereka benar-benar hanya dapat melihat dengan jarak satu kaki di depan mereka," kata Moore kepada wartawan.
Moore melanjutkan bahwa mereka mencoba menghindari berbagai logam yang hancur, dan mereka juga berada di tempat yang diperkirakan para korban kehilangan nyawa mereka.
“Saya sangat menekankan betapa luar biasa orang-orang ini,” tambahnya.
Suhu sungai saat ini berkisar sekitar 8,8 Celsius, menurut data dari National Oceanic and Atmospheric Administration.
Di antara mereka yang hilang adalah warga Guatemala, El Salvador, Honduras dan Meksiko, menurut beberapa sumber.
Sementara itu, para penyelidik, sedang mencoba mengetahui apa yang menyebabkan kapal kontainer Dali kehilangan tenaga sebelum kecelakaan yang terjadi pada Selasa pagi.
Video kecelakaan yang beredar di media sosial menunjukkan sebagian kapal kehilangan tenaga setidaknya dua kali karena kepulan asap hitam tebal keluar dari kapal kontainer. Kapal kemudian menabrak salah satu pilar penyangga jembatan yang menyebabkan jembatan runtuh sekitar sedetik kemudian.
Otoritas mengatakan bahwa kapal dapat mengirimkan panggilan mayday, sehingga aparat keamanan dapat menghentikan lalu lintas di jembatan dan karenanya dapat menyelamatkan banyak kendaraan yang akan melintas.
Jembatan tersebut adalah salah satu dari tiga arteri utama yang digunakan untuk transit di Pelabuhan Baltimore, dengan sekitar 35.000 orang menggunakannya setiap hari untuk bepergian.
Jembatan Francis Scott Key membentang di akses menuju ke Pelabuhan Baltimore yang merupakan pelabuhan yang sangat penting.
Semua lalu lintas kapal komersial telah dihentikan untuk memungkinkan agar upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut.
Pelabuhan tersebut masih berhenti beroperasi dengan konsekuensi ekonomi yang besar.
Moore mengatakan dampak ekonomi dari kecelakaan ini terhadap negara akan sangat besar karena 51 juta ton kargo asing transit melalui Pelabuhan Baltimore.
Runtuhnya jembatan ini kemungkinan besar akan sangat dirasakan oleh seluruh rantai pasokan mobil dan peralatan pertanian.
"Untuk orang-orang yang membeli mobil. Untuk semua orang yang membeli peralatan pertanian, kami adalah pelabuhan terbesar di negara ini yang melakukan hal tersebut," kata Moore.
"Jadi, hal ini tidak hanya berdampak pada Maryland. Ini juga berdampak pada pertanian di Kentucky. Ini juga berdampak terhadap penjual mobil di Michigan, jadi sangat penting bagi kita untuk membangun kembali jembatan ini. Sangat penting bagi kita untuk membangun kembali Pelabuhan Baltimore,” lanjutnya.
Baca juga: Jembatan Perawang yang ambruk di Meranti segera diperbaiki
Baca juga: Korban tewas akibat jembatan ambruk di India naik jadi 135 orang
Sumber: Anadolu
Berita Lainnya
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke 112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB