Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta dr Mariska Pangaribuan mengatakan baik rokok elektrik atau vape maupun rokok konvensional sama-sama memiliki risiko menyebabkan kanker paru.
"Menurut kami, dokter paru, baik itu vape maupun rokok itu memiliki risiko yang sama terhadap kanker paru, karena tetap ada nikotin dan zat-zat kimia yang dibakar dan dihirup ke dalam" katanya dalam diskusi mengenai kanker paru yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Mariska menilai anggapan penggunaan vape sebagai langkah awal yang lebih aman untuk berhenti merokok belum terbukti secara pasti.
Ia mengungkapkan hal tersebut salah satunya disebabkan oleh siklus terjadinya kanker paru pada perokok aktif, di mana pada umumnya kanker baru terjadi setelah aktif merokok selama kurang lebih 20 tahun.
"Vape ini kan baru ngetren belakangan ini ya, jadi memang nanti kita akan bisa lihat di sekitar 20 tahun lagi," ujarnya.
Sebelumnya, pendapat senada diutarakan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, di mana dirinya menyoroti adanya kesalahan persepsi masyarakat perihal vape sebagai alternatif berhenti merokok yang lebih aman.
Ia menilai rokok elektrik tidak berbeda dengan rokok konvensional yang sama-sama mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh.
"Fakta bahwa rokok konvensional maupun rokok elektrik sama-sama mengandung bahan adiktif yang bersifat iritatif dan merangsang peradangan inflamasi," ujarnya (9/1).
Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah bahan yang terkandung dalam rokok elektrik seperti nikotin yang berpotensi menyebabkan ketergantungan, nitrosamin yang berpotensi menjadi zat karsinogen, gliserol/glikol yang berpotensi menyebabkan iritasi saluran napas dan paru, dan lain sebagainya.
Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan, Agus menganjurkan rokok elektronik seharusnya dilarang atau diatur penggunaannya, terlepas dari potensinya untuk berhenti merokok yang masih diperdebatkan.
Baca juga: Tiga bahan berbahaya terkandung dalam rokok elektrik dan efek buruk pada kesehatan
Baca juga: Ahli Toksikologi sebut rokok elektrik atau vape tak memicu gangguan ginjal akut
Berita Lainnya
Presiden Jokowi resmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk Nusa Tenggara Barat
02 May 2024 11:31 WIB
BMKG pastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia bukan "heatwave"
02 May 2024 11:20 WIB
Bulog sebut lakukan penyerapan 30 ribu ton gabah kering petani per hari
02 May 2024 11:03 WIB
Politik kemarin, dari Bobby Nasution jadi Gubernur hingga delapan agenda PKB
02 May 2024 10:53 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia diprediksi melemah terbatas di tengah The Fed tahan suku bunga
02 May 2024 10:46 WIB
Tiket tur konser Sheila On 7 di 5 kota habis terjual dalam tujuh menit
02 May 2024 10:37 WIB
Tur Most Wanted penyanyi rap Bad Bunny meraup Rp1 triliun selama Maret 2024
02 May 2024 10:32 WIB
TNI AL dan prajurit Marinir AS adakan latihan infiltrasi seberangi sungai di Sukabumi
02 May 2024 10:26 WIB