Nilai tukar rupiah berpeluang melemah dipengaruhi sentimen penurunan suku bunga AS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, rupiah

Nilai tukar rupiah berpeluang melemah dipengaruhi sentimen penurunan suku bunga AS

Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.)

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS di awal pekan berpeluang melemah dipengaruhi sentimen pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).

Pada awal perdagangan Senin, kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dibuka stabil di posisi Rp15.615 sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.

"Saya rasa rupiah masih akan sulit untuk menguat secara signifikan, dipengaruhi oleh mulai berkurangnya probabilitas penurunan FFR di bulan Maret," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurut Rully, penurunan suku bunga AS pada Maret 2024 terlalu optimis, karena data ekonomi AS masih menunjukkan kondisi yang solid.

Data ekonomi AS tersebut antara lain berupa tingkat pengangguran yang berada di 3,7 persen, non farm payroll sebesar 216 ribu pada Desember 2023, serta pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup tinggi sebesar 4,9 persen pada kuartal III-2023.

Saat ini pelaku pasar memperkirakan peluang 48 persen untuk pemangkasan suku bunga AS pada Maret 2024, dari sebelumnya sempat berada di 70 persen pada Desember 2023.

Rully memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp15.595 per dolar AS sampai dengan Rp15.640 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah hari ini menguat di tengah pasar mencerna laporan Beige Book dari Fed

Baca juga: Nilai tukar rupiah berpotensi melemah dipengaruhi ketegangan di Timur Tengah