Peminat "thrift" di Pekanbaru merebak, jadi peluang bisnis

id Thriftt, barang bekas

Peminat "thrift" di Pekanbaru merebak, jadi peluang bisnis

Pedagang pakaian bekas di Pekanbaru. (ANTARA/Melsa Triamanda)

Pekanbaru (ANTARA) - Banyaknya peminat thrift di Indonesia membuat para penjual pakaian bekas kini memiliki peluang bisnis di industri pakaian, termasuk di Kota Pekanbaru.

Thrift adalah kegiatan jual beli barang bekas impor yang masih layak digunakan. Maraknya peminat thrift membuat orang-orang dari berbagai kalangan lebih memilih membeli pakaian bekas dibandingkan pakaian baru.

Ita, seorang pedagang thriftdi Pekanbaru mengaku keuntungan dari berjualan thrift lebih banyak dibandingkan menjual pakaian baru.

"Peminatnya banyak dari berbagai kalangan, bahkan yang kalangan atas juga sering belanja karena kualitasnya memang bagus," akunya.

Ita menjelaskan alasan thrift banyak diminati karena kualitas yang ditawarkan masih bagus dengan harga yang terjangkau, tak jarang pakaian dari merk ternama juga dijual dengan harga miring.

"Yang biasanya beli baju berjuta-juta, di sini ratusan ribu saja sudah bisa bergaya," jelasnya pada Selasa (31/10).

Sementara itu, Mutiah seorang pelanggan mengatakan pakaian yang dijual di thrift tidak pasaran dan edisinya pun terbatas.

"Saya suku suka ngethrift karena pakaiannya ga pasaran gitu ga banyak kawan kembarnya, barang nya itu satu aja," katanya.

Muti panggilan akrabnya menyebutkan jika membeli thrift harus bisa memilih pakaian yang bagus dan menawar jika harga yang dipasarkan tidak sebanding dengan kualitasnya.

"Makanya kalo ngethrift harus pandai-pandai lah gitu nyari maupun nawar harganya," sebutnya.

Muti menambahkan, ia selalu membeli pakaian thrift di toko secara langsung agar bisa melihat kondisi barang jika ada yang cacat produksi.

"Kalo beli langsung bisa lebih jelas, bisa dicoba juga trus bisa bebas lihat barang nya ada cacat atau engga gitu kalo online kan ga bisa," tutupnya.