Tenas Effendy: Oknum TNI, Polri, Dewan Terlibat Rusaknya Cagar Biosfer

id tenas effendy, oknum tni, polri dewan, terlibat rusaknya, cagar biosfer

Tenas Effendy: Oknum TNI, Polri, Dewan Terlibat Rusaknya Cagar Biosfer

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau menyatakan oknum TNI/Polri serta legislator terlibat dalam pengrusakan kawasan konservasi dunia Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang digagas Sinar Mas dan diakui UNESCO mejadi cagar biosfer tahun 2009.

"Sinyalemen diduga ada mantan kapolres terlibat, lalu anggota dewan dan segala macam. Itu semua harus diselesaikan secara hukum. Kalau selama ini terjadi, begitu mereka lakukan, maka lambat laun hilang kisahnya," ujar Ketua Umum LAM Riau Tenas Effendy di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, selama ini yang terjadi di Riau berlakunya ketidakadilan. Dimana hukum yang berlaku di provinsi tersebut kadang-kadang ke atas tumpul, tetapi ketika berada di bawah berlaku tajam.

Masyarakat Melayu di Riau merupakan penduduk yang memiliki solidaritas serta kesadaran tinggi. Kadang-kadang mereka ingin menegur, jadi susah dan tidak ditegur, semakin bermasalah karena merusak tatanan serta nilai Suku Melayu itu sendiri.

"Mustahil jika pihak yang berwajib tidak mengetahui bahwa aksi pemalakan liar itu sudah dilakukan sejak lama," katanya.

Pihaknya menduga, terjadi permainan-permainan yang dilakukan oknum TNI/Plri serta legislator, dimana masyarakat setempat tidak dapat mencampuri masalah itu, walau terjadi di daerahnya sendiri dan tidak berdaya.

Apalagi kegiatan yang dilakukan para pendatang "haram" dibekingi oknum tertentu, baik secara fisik maupun modal. "Karena ketidakberdayaan itulah, masyarakat setempat dijadikan kambing hitam dan para pelaku pembakaran sebenarnya bukan mereka. Saya meyakini itu," tegasnya.

Ketua LAM Riau Al Azhar menambahkan, selama 17 tahun terakhir masyarakat di Riau hidup seperti sebuah mata pisau, ke bawah tajam dan ke atas tumpul serta tiba di mata, dipincingkan dan tiba di perut, dikempeskan.

"Karena ada oknum-oknum kita disitu. Oknum itu kan orang kita dan berasal dari instituti negara ini. Jadi demi wibawah instusi, kita tidak mau yang imparsial itu. Kasus ini jangan seperti ditangani pada masa-masa yang lalu. Jadi, harus diusut," tegasnya.

Komandan Satgas Pasukan Darat Operasi Darurat Asap Riau Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto mengungkapkan, sejumlah oknum perwira polisi terlibat dalam aksi perambahan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Riau dengan menguasai ratusan hektare lahan kebun sawit.

"Semuanya terbongkar Sersan Mayor Sudigdo sehingga kami mendapatkan sejumlah nama, mulai dari bekas Kapolres sampai pengusaha," katanya. Sudigdo merupakan prajurit aktif TNI AD, ditangkap karena menjadi pemodal dalam aksi perambahan di cagar biosfer yang merupakan pemain lama dan pernah ditangkap pada 2013 dalam kasus yang sama.

Dari pengakuan Digdo itulah ditemukan adanya oknum polisi yang sempat menjabat kapolres Bengkalis menguasai lahan 600 hektare di kawasan tersebut. Oknum polisi tersebut akhirnya menyerahkan lahan tersebut ke satgas untuk ditertibkan.

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu seluas 705.271 hektare berada di beberapa kabupaten di Riau yang terdiri dari zona inti 178.722 hektare, zona penyangga yang merupakan kawasan hutan tanaman idustri PT Arara Abadi dan mitra anak usaha dari Sinar Mas seluas 222.500 hektare.

Kemudian di zona transisi yang merupakan milik masyarakat tempatan dengan beberapa kabupaten di Riau seperti Bengkalis dan Siak yang dijadikan area permukiman penduduk seluas 304.123 hektare.