Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan implementasi modernisasi irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kita perlu melakukan modernisasi irigasi untuk meningkatkan keandalan layanan irigasi menjadi lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan melebihi perencanaan semula,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah di Jakarta, Kamis.
Zainal Fatah mengatakan, Indonesia saat ini memiliki daerah irigasi (DI) seluas 9.136.028 hektar. Demi mendukung ketahanan pangan nasional, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah diantaranya pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi baru, peningkatan tata kelola operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi.
Modernisasi irigasi dilakukan melalui kegiatan perbaikan dan pembaruan keandalan penyediaan air irigasi, perbaikan sarana dan prasarana irigasi, penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi, penguatan institusi pengelola irigasi, serta pemberdayaan sumber daya manusia.
“Melalui modernisasi irigasi, kita mengharapkan perbaikan dan peningkatan kinerja layanan irigasi secara menyeluruh, khususnya pada jaringan irigasi yang dikelola pemerintah daerah. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian guna mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Zainal Fatah.
Dia mengatakan, implementasi modernisasi irigasi telah mulai dilakukan di DI Rentang, Provinsi Jawa Barat yang mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan debit Sungai Cimanuk.
“Dengan modernisasi yang telah dilakukan, maka pada tahun 2025 dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga 280 persen di tiga kabupaten yang didukung DI Rentang,” katanya.
Selain modernisasi bendungan, Zainal Fatah juga menambahkan bahwa demi membantu peningkatan produksi pangan, Kementerian PUPR telah melakukan pembangunan 61 bendungan pada tahun 2014-2024. Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan dengan total kapasitas tampungan 3.746,51 juta m3 memiliki potensi pemanfaatan layanan irigasi untuk 71 daerah irigasi.
“Melalui pembangunan bendungan, luas irigasi yang dapat dimanfaatkan mengalami peningkatan dari awalnya 761.542 hektar (10,66 persen) pada tahun 2014 menjadi 1,14 juta hektar atau (16,17 persen) pada tahun 2024. Sehingga indeks pertanaman yang semula rata-ratanya sekitar 137 persen meningkat menjadi sekitar 254 persen,” katanya.
Baca juga: PUPR catat program padat karya irigasi serap 122 ribu orang hingga 6 September
Baca juga: DPRD Riau atensi irigasi jadi kendala program persawahan