Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah memperkuat stabilitas pangan untuk menjaga tingkat inflasi.
Salah satu penyumbang terbesar inflasi pada September yang sebesar 2,28 persen (year-on-year/yoy) adalah komoditas beras. Untuk itu, pemerintah secara cepat merespons kecukupan pasokan melalui impor beras sebagai bentuk antisipasi pergerakan harga yang meningkat.
"Komponen inflasi harga bergejolak (volatile food/VF) juga masih melanjutkan tren meningkat, terutama didorong oleh naiknya harga beras akibat dampak El Nino. Presiden telah menginstruksikan penambahan impor beras sebesar 1 juta ton guna memperkuat cadangan beras nasional,” kata Febrio dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Inflasi harga bergejolak pada September tercatat sebesar 3,62 persen yoy, naik dari angka Agustus sebesar 2,42 persen yoy.
Selain menjaga pasokan beras, pemerintah juga melakukan upaya lain untuk menjaga stabilitas pangan, misalnya melalui berbagai kegiatan operasi pasar dan menggelar pangan murah di berbagai daerah.
"Program bantuan pangan nontunai yang telah mulai digulirkan bulan ini juga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan menahan kenaikan harga pangan,” ujar Febrio.
Di sisi lain, meski beras memberikan andil besar pada inflasi September, tingkat inflasi bulan ini lebih rendah dari catatan inflasi Agustus sebesar 3,27 persen yoy.
Penurunan tersebut didorong oleh perlambatan inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price/AP) dan inflasi inti. Inflasi komponen harga diatur pemerintah mengalami penurunan tajam sejalan dengan berakhirnya base effect penyesuaian harga BBM pada September 2022 lalu.
Kendati demikian, pemerintah akan tetap mewaspadai tekanan terhadap harga BBM nonsubsidi, seiring dengan tren kenaikan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini.
Diketahui, BPS mencatat inflasi tahunan September 2023 sebesar 2,28 persen. Adapun inflasi bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2023 sebesar 0,19 persen dan inflasi year-to-date (ytd) sebesar 1,63 persen.
Baca juga: Bikin pameran pertanian, PDI Perjuangan ingin jadi penggerak kedaulatan pangan
Baca juga: Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Bengkalis dimeriahkan panen cabe
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB