Bupati Kampar Kunjungi Pembuatan Pupuk Organik

id bupati kampar, kunjungi pembuatan, pupuk organik

Bupati Kampar Kunjungi Pembuatan Pupuk Organik

Bangkinang, (Antarariau.com) - Usai meresmikan Masjid Baitul Mukminin di jalur tiga Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung Jumat jelang siang (14/3), Bupati Kampar Jefry Noer singgah di komplek pembuatan pupuk organik milik Kelompok Tani Ternak Terpadu Sumber Rezeki (KT3SR) di jalur satu dusun Suka Jadi desa yang sama.

Lelaki ini ditemani oleh Ketua TP PKK Eva Yuliana, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Nurhasani dan Camat Tapung Muhammad. “Yang sudah menjadi butiran kayak gini, dijual ajalah. Yang halus-halus ini baru dipakai anggota kelompok,” kata Jefry saat melongok komplek pembuatan pupuk kompos di atas lahan setengah hektar itu.

Sebelum ke sana, Jefry bersama Eva, Nurhasani dan Muhammad, mampir dulu ke kandang sapi yang ada di sebelah kiri menuju komplek mesin pupuk kompos tadi. Selain kandang sapi, di situ ada juga tempat fermentasi kotoran sapi.

Ketua KT3SR Kasmiadi cerita, mesin pupuk kompos itu baru didapat kelompok dari Departemen Perindustrian melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kampar. “Mesin terdiri atas mesin chopper, ayakan, granular, boiler, 4 unit genset untuk penggerak mesin dan 1 unit genset untuk listrik,” lelaki 49 tahun ini merinci.

Sejak enam bulan lalu kata Kasmiadi, mesin itu sudah dioperasikan. Bahan baku berupa kotoran sapi didapat dari anggota kelompok yang berjumlah 22 orang. “Kami punya sapi 70 ekor. Tapi kami juga membeli kotoran sapi dari desa lain. Rp 250 per kilogram,” katanya.

Kotoran sapi-sapi tadi kemudian difermentasikan di dekat kandang sapi. Sebulan kemudian baru dikeringkan dan setelah itu diproses di mesin. “Satu ton kotoran basah, bisa menghasilkan sekitar 900 kilogram pupuk halus,” terang ayah 4 anak ini.

Lantaran masih didera keterbatasan modal, kelompok kata Kasmiadi belum bisa memaksimalkan penggunaan mesin tadi. “Yang baru bisa kami hasilkan per hari itu adalah 2-3 ton pupuk halus dan granula. Kalau dimaksimalkan, kami bisa menghasilkan 2 ton granula. Belum lagi yang halus. Kalau yang halus gampang saja. Masuk chopper , beres. Beda dengan yang granula. Musti masuk dulu ke piringan besar. Perjam hanya bisa menghasilkan 250 kilogram,” katanya.

Pupuk halus dan granula tadi kata Kasmiadi, belum dijual. Tapi dipakai sendiri oleh anggota untuk memupuk pohon kelapa sawit. “Kalau hasil laboratorium sudah oke, tentu akan segera kami pasarkan. Sebab mesin ini memang kami proyeksikan untuk menghasilkan duit,” ujarnya.

Setahun lalu, Kasmiadi dan kawan-kawan ngariung soal mesin ini. Banyaknya kotoran sapi yang belum termanfaatkan menjadi musababnya. “Kami kemudian membikin proposal ke dinas perindustrian Kampar. Alhamdulillah, setahun menunggu, cita-cita kami kesampaian,” cerita Kasmiadi.

Jefry Noer senang dengan cita-cita kelompok ini. Kepada Nurhasani, dia minta supaya dinas yang dikomandaninya segera membantu pembangunan tempat mesin pupuk kompos itu. Sebab sampai sekarang, tempat mesin hanya berupa rangka kayu beratap terpal.

“Insya Allah kami sedang mengupayakan pembangunan tempat mesin ini. Ini kali ketiga saya dan staf datang ke sini. Alhamdulillah, prospek pupuk kompos di sini sangat bagus. Sebab bahan bakunya gampang di dapat. Desa Gading Sari, Indrapuri dan Tanjung Sawit yang banyak ternak sapi, masih dekat dari sini,” kata Nurhasani.

Firnando Hutagaol yang sehari-hari membina kelompok KT3SR itu berharap, Pemkab Kampar mau membantu pemasaran hasil produksi pupuk kompos mereka. “Terus, kami juga bermohon tambahan piringan granula. Supaya kami bisa meningkatkan produksi,” ujarnya. (Adv/Humas Setkab Kampar)