Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia dr. Teuku Istia Muda Perdan Sp J.P FIHA mengatakan orang yang melakukan olahraga harus memperhatikan denyut nadi agar terhindar dari serangan jantung mendadak saat beraktivitas dan bukan dari rasa lelah.
“Jadi bukan dari rasa lelah, keringat banyak, nafas ngos-ngosan tapi dari detak jantung maksimal, itu harus tahu sebelum melakukan olahraga yang cukup berat,” kata dokter yang disapa Dani dalam diskusi kesehatan jantung yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Dani mengatakan berdasarkan Asosiasi Jantung Amerika, detak jantung maksimal bisa dirasakan dari denyut nadi di pergelangan tangan atau leher dengan rumus 220 (detak jantung maksimal) dikurangi usia saat ini.
Dari hasil tersebut bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni jika melakukan olahraga intensitas sedang denyut jantung harus diantara 50-70 persen dari denyut maksimal. Sedangkan jika melakukan intensitas latihan yang kuat, denyut jantung harus di angka antara 70-85 persen dari denyut maksimal.
“Dianjurkan tidak melewati zona tersebut, pelan-plan ditingkatkan baru bisa memperoleh kebugaran fisik tanpa faktor risiko kematian jantung, ini berlaku saat warming up dan cooling down,” jelas Dani.
Untuk menghindari kematian mendadak karena serangan jantung, disarankan juga untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan berhenti berolahraga selama 10 menit. Hitung juga denyut nadi dengan cara meletakkan dua jari di pergelangan tangan atau leher selama 15 detik kemudian di kalikan 4 untuk mendapatkan denyut per menit.
Hal ini juga bisa dilakukan dengan penggunaan alat pengukur detak jantung, yang berguna untuk menyesuaikan level olahraga yang bisa dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan tes bicara, jika sudah tidak bisa berbicara dengan kata-kata yang jelas artinya olahraga sudah mencapai intensitas maksimal dan harus berhenti.
Dani memberikan kiat untuk berolahraga dengan aman bagi yang memiliki riwayat jantung agar terhindar dari serangan mendadak adalah dengan rutin melakukan check up kesehatan terutama jantung.
Selain itu terapkan pola latihan yang teratur dan terukur, istirahat dan tidur yang cukup, makan makanan sehat serta kelola stres.
“Kalau ada tanda masalah jantung jangan dibaikan, kalau punya masalah jantung bawa obat yang rutin dikonsumsi, pakai tanda pengenal agar orang sekitar tahu masalah kesehatan anda, dan konsultasi dengan dokter jika ingin ikut kegiatan olahraga,” ucap Dani.
Baca juga: Anak dengan mata bisa berisiko alami hipertensi dan serangan jantung
Baca juga: Waspadai enam penyebab risiko penyakit serangan jantung di usia muda
Berita Lainnya
Fenomena akad KPR oleh kaum perempuan makin meningkat
09 November 2024 11:45 WIB
KPU Flores Timur perkuat koordinasi untuk distribusi logistik ke pulau-pulau
31 January 2024 17:01 WIB
Wapres hadiri Ma'ruf Amin resepsi pernikahan putra KGPAA Paku Alam X di Yogya
09 January 2024 14:40 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya serukan penggiatan upaya pelestarian alam
08 November 2023 16:07 WIB
Pengamat apresiasi langkah Kapolri atasi tindak pidana perdagangan orang
06 June 2023 15:36 WIB
Usung kamera dan video mumpuni, ponsel Redmi Note 12 Pro dibanderol 3 jutaan
31 May 2023 16:08 WIB
Pemerintah diminta segera beri kepastian pembayaran kompensasi BBM dan gas ke Pertamina
20 May 2022 15:24 WIB
Menteri luar negeri ASEAN adakan pertemuan khusus bahas krisis Myanmar
02 March 2021 12:41 WIB