Kementerian Kelautan dan Perikanan dongkrak produksi lima komoditas perikanan budi daya

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan dongkrak produksi lima komoditas perikanan budi daya

Petambak udang menebarkan jaring di tambak udang tradisional yang berada di Jakarta, Kamis (10/8/2023). (ANTARA/Khaerul Izan.)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendongkrak produksi lima komoditas perikanan budi daya yaitu udang, kepiting, lobster, ikan nila, dan rumput laut.

"Perikanan budi daya selama ini kurang disentuh, untuk itu ke depan akan menjadi prioritas," kata Juru Bicara Menteri KKP Wahyu Muryadi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Wahyu menjelaskan, untuk komoditas udang khususnya vaname, KKP mengembangkan melalui sistem tambak udang berbasis kawasan, agar produksi bisa lebih meningkat dibandingkan tambak udang tradisional yang hanya mampu memproduksi 0,6 ton per hektare per tahun.

Sedangkan, lanjut Wahyu, ketika menggunakan sistem tambak udang berbasis kawasan seperti di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, maka produksi udang per hektare bisa mencapai 40-50 ton sekali panen dengan jarak empat bulan, sehingga dalam setahun produksi dapat mencapai 200 ton.

"Budi daya udang berbasis kawasan hasilnya bagus, beberapa bulan kemarin sudah dipanen. Dan nantinya akan kami terapkan di daerah lain," ujarnya.

Wahyu mengatakan, komoditas lainnya yaitu kepiting yang sudah dikembangkan di Kalimantan Utara, di mana sistemnya sama yaitu KKP membuat percontohan terlebih dahulu, dan ketika berhasil bisa diterapkan di kawasan lain.

Selanjutnya menuru dia, potensi ikan nila atau tilapia menjadi bidikan KKP untuk dibudidayakan lebih baik lagi, karena ikan tersebut memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga masuk dalam lima prioritas budi daya kementerian tersebut.

"Begitu juga lobster yang memang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahkan Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyediakan karpet merah bagi investor yang mau membantu budi daya di Tanah Air," kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, rumput laut menjadi komoditas unggulan pada bidang budi daya karena sejumlah daerah di Indonesia merupakan sentra rumput laut.

"Tetapi rumput laut masih dijual dalam bentuk bahan mentah, dan sedang diproses dalam hilirisasi. Karena memang secara potensi banyak dan turunan juga banyak, sehingga perlu dimanfaatkan dengan baik," kata Wahyu.

KKP menargetkan produksi perikanan pada 2024 mencapai 30,85 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 6 juta ton, dan perikanan budi daya menjadi 24,85 ton, terdiri dari komoditas ikan sebesar 12,52 juta ton serta rumput laut 12,33 juta ton.

Diketahui, terdapat dua sektor perikanan di KKP, yaitu perikanan budi daya dan tangkap. KKP sedang fokus meningkatkan produksi pada sektor perikanan budi daya.

Sementara itu, perikanan tangkap mulai diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023 pada 26 Maret 2023 tentang penangkapan ikan terukur. Sehingga target produksi perikanan tangkap dari tahun ke tahun mulai di kurangi.

Baca juga: Dua kapal Malaysia cari ikan ilegal di Selat Malaka digiring ke Dumai

Baca juga: KKP: Program SFV telah berhasil meningkatkan realisasi PNBP layanan perikanan