Beijing (ANTARA) - Aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada Agustus, namun lebih lambat dari perkiraan, menurut survei pabrik resmi pada Kamis, sehingga mempertahankan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan dukungan kebijakan terhadap perekonomian yang sedang lesu.
Indeks manajer pembelian (PMI) resmi naik menjadi 49,7 dari 49,3 pada Juli, menurut Biro Statistik Nasional, tetap berada di bawah level 50 poin yang membatasi kontraksi dan ekspansi. Angka tersebut di atas perkiraan 49,4.
Perekonomian China berisiko kehilangan target pertumbuhan tahunan Beijing sebesar sekitar 5,0 persen karena mereka menghadapi memburuknya kemerosotan properti, lemahnya belanja konsumen dan jatuhnya pertumbuhan kredit, yang menyebabkan bank-bank besar menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun ini, demikian dikutip dari Reuters.
Baca juga: RI-Korsel manfaatkan kendaraan listrik dan manufaktur tingkatkan nilai perdagangan
Baca juga: Indonesia dan Jepang kerja sama latih SDM manufaktur terapkan industri 4.0
Berita Lainnya
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB