Beijing (ANTARA) - Aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada Agustus, namun lebih lambat dari perkiraan, menurut survei pabrik resmi pada Kamis, sehingga mempertahankan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan dukungan kebijakan terhadap perekonomian yang sedang lesu.
Indeks manajer pembelian (PMI) resmi naik menjadi 49,7 dari 49,3 pada Juli, menurut Biro Statistik Nasional, tetap berada di bawah level 50 poin yang membatasi kontraksi dan ekspansi. Angka tersebut di atas perkiraan 49,4.
Perekonomian China berisiko kehilangan target pertumbuhan tahunan Beijing sebesar sekitar 5,0 persen karena mereka menghadapi memburuknya kemerosotan properti, lemahnya belanja konsumen dan jatuhnya pertumbuhan kredit, yang menyebabkan bank-bank besar menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun ini, demikian dikutip dari Reuters.
Baca juga: RI-Korsel manfaatkan kendaraan listrik dan manufaktur tingkatkan nilai perdagangan
Baca juga: Indonesia dan Jepang kerja sama latih SDM manufaktur terapkan industri 4.0
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB