Disdik Riau telusuri pejabat ajak Kepsek ikut investasi ATG

id Disdik, Riau, investasi, AYG, bodong

Disdik Riau telusuri pejabat ajak Kepsek ikut investasi ATG

Sejumlah kendaraan mewah milik tersangka investasi robot trading Auto Trade Gold (ATG) Wahyu Kenzo yang disita Polresta Malang Kota, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (14/3/2023). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Siak (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Riau Cabang Wilayah I menelusurioknum pejabat di instansi itu yang memengaruhi sejumlah kepala sekolah di Kabupaten Siak untuk ikut investasi bodong Robot Trading, Auto Trade Gold(ATG).

"Dalam waktu dekat, saya minta keterangan dari beberapa pejabat yang ada di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I terkait hal ini. Siapa oknum yang menggunakan pengaruhnya untuk membujuk rayu kepala sekolah,” kata Kepala Cabang Disdik Riau Wilayah IIsmail, di Siak, Selasa.

Robot Trading ATG belakangan diketahui bodong seiring ditangkapnya pendiri robot tradingitu bernama Wahyu Kenzo di Malang, Jawa Timur. Di Kabupaten Siak terungkap pengakuan bahwa banyak kepala sekolah dan aparatur sipil negara yang menjadi korban.

Ismail mengharapkan kepala sekolah SMA/ SMK/SLB yang ada di wilayah I Disdik Riau untuk lebih berhati-hati menerima tawaran dalam bentuk apa pun. Apalagi yang sifatnya individu atau bukan kedinasan.

Ismail mengatakan dirinya tidak ingin instansi Dinas Pendidikan Cabang Wilayah I yang ia pimpin rusak akibat pengaruh investasi bodong. Oleh karena itu, ia bakal memanggil jajaran pejabat di instansinya untuk mengklarifikasi perihal ini dalam waktu dekat.

Ismail mengaku dengan munculnya pengakuan korban banyak pihak yang mempersepsikan dirinya bermain dan memengaruhi kepala sekolah. Ia membantah hal tersebut.

"Yang jelas, oknum pejabat yang dimaksud bukan saya, karena saya bukan 'leader atau anggota Robot Trading ATG,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Sekolah SMAN 1 KandisEdy Suherman mengaku menjadi korban investasi Robot Trading ATG. Ia telah mengeluarkan uang puluhan juta rupiah untuk investasi dengan harapan cepat menguntungkan.

Edy Suherman mengaku mendaftar karena bujuk rayu oknum pejabat di Dinas Pendidikan Riau Cabang Wilayah I meliputi Siak, Meranti, dan Pelalawan. Oknum tersebut banyak memengaruhi kepala sekolah agar menginvestasikan uangnyadi robot tradiing, namun ia enggan memberikan penjelasan rinci siapa oknumnya.

“Ya sampai sekarang saya memang belum pernah ambil ('withdraw'),” ungkapnya.