Jakarta (ANTARA) - Para ilmuwan China mengidentifikasi sekelompok sel punca pada rusa yang mendukung pertumbuhan kembali tanduk, yang membuka kemungkinan baru bagi regenerasi tulang pada manusia.
Mamalia sebagian besar kehilangan kemampuan untuk meregenerasi organ mereka, tetapi tanduk rusa menjadi pengecualian penting yang menunjukkan suatu model penting untuk mempelajari regenerasi organ pada mamalia.
Para peneliti, yang dipimpin oleh pakar dari Universitas Politeknik Northwestern, menerbitkan sebuah studi dalam jurnal sains edisi terbaru mengenai atlas sel tunggal pertumbuhan kembali tanduk.
Mereka menemukan bahwa populasi sel progenitor blastema tanduk menunjukkan potensi regenerasi diri dan perbaikan jaringan tulang, sehingga memainkan peran penting dalam pemanjangan tanduk yang cepat.
Sel-sel progenitor tersebut berkembang dari tiga jenis sel mesenchymal, atau inisiator tanduk tahap paling awal, lima hari setelah tanduk tua terlepas dan kemudian terlihat menghasilkan sel tulang rawan di dalam dan di luar, menurut studi itu.
Tim peneliti itu telah menemukan bahwa tikus memiliki jenis sel yang serupa, namun spesies non mamalia tidak memilikinya, yang menunjukkan bahwa mamalia mungkin memiliki mekanisme regenerasi yang khas.
Mereka juga menggunakan transkriptomik sel tunggal untuk mengidentifikasi 151 gen yang terkait dengan pertumbuhan tulang, menurut studi tersebut.
Studi ini memberikan wawasan baru ke dalam pemahaman regenerasi mamalia dan pengembangan pengobatan regeneratif, ungkap para peneliti.
Baca juga: Untuk tambah pasokan pangan harimau, KLHK berencana lepaskan rusa ke hutan
Baca juga: Pemburu liar rusa ditangkap di Taman Nasional Way Kambas