Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) berharap seluruh pihak dapat memandang pemilihan umum (pemilu) sebagai sarana integrasi atau pemersatu bangsa Indonesia.
"Istilah yang digunakan KPU kemudian, kami berharap jadi cara pandang kita semua ya bahwa pemilu sebagai sarana integrasi bangsa," ujar Ketua KPU, Hasyim Asy'ari,usai beraudiensi dengan pimpinan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Kelenteng Kong Miao, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terjaga di tengah penyelenggaraan pemilu, khususnya Pemilu 2024 di tengah berbagai perbedaan pilihan.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Kerohanian Matakin,Budi Santoso Tanuwibowo, telah mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa bagi setiap orang yang beriman dan berbudi luhur, kompetisi seperti dalam pemilu merupakan hal yang wajar. Dengan demikian dalam menyikapinya, mereka sepatutnya tetap bisa menjaga kerukunan di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
"Seharusnya, bagi orang beriman dan berbudi luhur, berkompetisi adalah hal yang wajar selama anda tidak melakukan hal-hal yang negatif dan seseorang yang beriman tentu tetap bisa rukun," ujar dia.
Perbedaan pilihan dalam pemilu pun, kata dia melanjutkan, merupakan hal yang wajar karena tidak ada satu orang pun di dunia ini memiliki pilihan ataupun pandangan yang persis sama, bahkan saudara kembar sekali pun.
Selanjutnya, Asy'ari menyampaikan, pemilu dapat pula dipandang sebagai sarana musyawarah sehingga rakyat Indonesia optimistis pemilu dapat melahirkan pemimpin dan para wakil rakyat yang tepat.
"Pemilu juga sebagai sarana bermusyawarah rakyat Indonesia karena semua kan diberikan kesempatan untuk bersuara lewat mencoblos. Itu supaya kita optimistis memasuki tahun-tahun pemilu di tahun 2023 dan 2024," ujar dia.
Baca juga: KPU harap Matakin ajak warga untuk kawal Pemilu 2024 demokratis
Baca juga: Selisih 719.483 pemilih, DP4 Riau untuk Pemilu 2024 sudah terbit