Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Ribuan penjor menjulang tinggi menghiasi ruang di sepanjang jalan protokol yang dilalui delegasi Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang diselenggarakan di kawasan Nusa Dua, Bali. Jalan-jalan utama di Pulau Dewata ini terasa jauh lebih semarak.
Pemasangan penjor-penjor tersebut merupakan ungkapan budaya masyarakat Bali dan Indonesia ketika menyambut kedatangan para kepala negara yang akan membahas isu-isu penting dalam KTT G20.
Penjor, batang bambu melengkung dihiasi janur atau daun enau, itu sudah dipasang sepekan sebelum puncak acara KTT G20 pada 14-16 November 2022 yang dihadiri para kepala negara atau presiden dan kali ini Indonesia menjadi tuan rumah.
G20 merupakan forum kerja sama multilateral terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Forum ini mewakili lebih dari 60 persen penduduk Bumi, menguasai 75 persen perdagangan global, serta mengantongi sekitar 80 persen produk domestik bruto atau PDB dunia.
Karena KTT G20 merupakan perhelatan agung yang dihadiri para kepala negara yang menguasai perekonomian global, sudah selayaknya tuan rumah Indonesia, dalam hal ini Bali, memberikan sambutan besar pula, antara lain dengan memasang ribuan penjor di sepanjang jalan protokol.
Rangkaian pemasangan penjor tersebut berderet di sepanjang jalan, mulai dari Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, jalan bypass menuju kawasan ITDC dan tempat utama penyelenggaraan G20 di Hotel Ampurva Nusa Dua. Termasuk juga di kawasan yang dilalui para delegasi G20 di sejumlah daerah di Bali.
Jumlah penjor sebanyak 2.500 batang dipasang sepanjang rute lalu lintas yang akan dilewati para delegasi KTT G20 di Bali. Penjor-penjor ini juga dipasang di sekitar lokasi KTT G20 dan hotel yang dijadikan penginapan para delegasi. Pemerintah Provinsi Bali menggelontorkan dana sebesar Rp3,5 miliar untuk pemasangan penjor tersebut.
Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Prof. I Gusti Ngurah Sudiana menyatakan penjor merupakan simbol ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Bali mengenal dua jenis penjor. Yakni, penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran untuk hiasan menyambut tamu.
Pemasangan penjor pepenjoran tak harus berkaitan dengan kegiatan upacara adat atau hari raya. Penjor yang disiapkan untuk menyambut KTT G20 tersebut murni berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara.
Secara filosofi umat Hindu Bali, penjor merupakan persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung, tempat bersemayamnya para Dewa sehingga penjor dibuat dari batang bambu yang melengkung dengan tinggi 6 hingga 10 meter. Pada penjor dipasang "Sanggah Ardha Chandra" berbahan pelepah kelapa menandakan leher dan kepala naga.
Selanjutnya, yang melingkar di dekat kelapa menggambarkan rambut naga. Kemudian, pada ujung penjor dipasang sampian berbentuk melengkung menandakan ekor naga. Selain itu, terdapat beberapa hiasan yang terpasang sepanjang bambu yang terdiri atas gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan sebagainya untuk menggambarkan simbol bulu naga.
Baliho dan umbul-umbul
Selain ribuan hiasan penjor, panitia penyelenggara Presidensi KTT G20 juga memasang ribuan baliho dan umbul-umbul yang bertuliskan tema "Recover Together, Recover Stronger", mengajak semua bangsa bahu-membahu di seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan.
Baliho dan umbul-umbul yang menonjolkan warna merah dipadu dengan putih dan biru itu menambah semarak penyelenggaraan G20 yang puncak kegiatannya di kawasan Nusa Dua Bali pada 15-16 November 2022. Baliho dan umbul-umbul tersebut dipasang di sepanjang rute Bandara Internasional Ngurah Rai hingga jalan protokol yang dilewati para peserta delegasi G20.
Deretan panjang baliho, umbul-umbul, dan penjor tersebut memberi kesan meriah, menandakan di Bali tengah berlangsung kegiatan besar. Bahkan dari pemantauan, para delegasi pun menyempatkan mengambil gambar dan video sepanjang jalan yang mereka lalui menuju hotel dan lokasi kegiatan tersebut.
Pemasangan hiasan ribuan penjor sepanjang jalan bypass dalam kegiatan berskala internasional baru kali pertama sepanjang sejarah. Sebab, momentum G20 ini merupakan kegiatan KTT paling istimewa dalam 1 dekade yang digelar di Bali.
Hal ini membuktikan bahwa Indonesia sudah siap menggelar kegiatan KTT G20 di Bali dan semua elemen masyarakat di Tanah Air pun menyambutnya dalam beragam apresiasinya. Ada harapan besar dari kegiatan tersebut bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Bumi ini segera pulih setelah dilanda pandemi COVID-19.
Kegiatan KTT G20 yang puncaknya di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, membuktikan kepada dunia bahwa Bali kembali layak untuk dikunjungi para pelancong Nusantara dan mancanegara.
Pulau Dewata yang tersohor di dunia juga siap menerima para wisatawan untuk berlibur di pulau dengan julukan "Pulau Seribu Pura".
Sejak dunia dilanda pandemi COVID-19, jumlah kunjungan turis mancanegara di Bali memang anjlok. Pada tahun 2019 atau sebelum pandemi, wisman yang piknik ke Pulau Dewata ini tercatat 6.275.210 orang, namun pada Januari-Agustus 2022 tercatat baru 894.667 wisman.
Dari hajatan KTT G20, Bali dan Indonesia bakal mendapat liputan luas. Ini akan memberi keuntungan bagi Bali dan Indonesia pada umumnya karena hal itu menandakan Bali sudah mulai pulih dan aman Begitu pula gambaran kondisi umum tentang Indonesia.
Sedikitnya seribu awak media, baik media cetak, elektronik, dan media siber datang dari belahan dunia guna mengabarkan konferensi tersebut. Media tersebut tentu juga akan meliput sisi-sisi unik dan menarik lain Bali, di luar isu utama materi KTT G20.
Selain itu, para delegasi akan mendapat kesempatan mengunjungi objek-objek wisata di Bali, bahkan objek wisata di Indonesia.
Ihwal sarana dan prasarana di objek wisata yang akan dikunjungi para delegasi KTT G20 sudah dipersiapkan matang, termasuk pengamanan dari aparat, acara penyambutan, dan pemasangan baliho serta umbul-umbul.
Masyarakat Bali kini menanti para turis yang berlibur di pulau yang menyajikan berbagai keunikan budaya dan seni. Oleh karena itu dengan KTT G20 yang dihadiri sejumlah kepala negara tersebut, itu sebagai bukti bahwa Bali layak menjadi tempat berlibur yang aman dan nyaman.
Apalagi di anjungan Bali Collection di kawasan ITDC Nusa Dua juga disuguhkan berbagai produk kerajinan UMKM dan kuliner dari sejumlah daerah. Jadi, para delegasi bisa mencicipi hidangan tersebut.
Ini merupakan promosi yang efektif untuk mengenalkan kuliner dan produk kerajinan Indonesia kepada dunia.
Baca juga: Presiden RI Joko Widodo secara resmi buka Forum KTT G20
Baca juga: Presiden Jokowi dorong kerja sama Indonesia-Uni Eropa CEPA alami kemajuan