Bali (ANTARA) - Presiden Jokowi mendorong perundingan kerja sama Indonesia-Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan.
Hal itu disampaikan saat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen, di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali, Senin.
“Perundingan ke-12 sudah dijadwalkan pada akhir 2022. Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM, dan pajak ekspor,” kata Presiden Jokowi.
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Presiden Jokowi menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa semakin meningkat.
Salah satu fokus keketuaan Indonesia menurut Presiden adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu, terkait G20, Presiden Jokowi meminta Komisi Eropa dan G7 untuk dapat memberikan dukungan dan fleksibilitas agar KTT G20 bisa menghasilkan deklarasi.
"Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai,” kata Presiden.
Presiden Komisi Eropa mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yang terus berupaya merumuskan solusi bersama terhadap krisis global. Indonesia dipandang sebagai mitra terpercaya dalam berbagai isu strategis termasuk energi terbarukan dan keamanan pangan.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan kesuksesan G20 tanggung jawab kolektif seluruh anggota
Baca juga: Presiden Jokowi dan Biden lakukan pertemuan bilateral di Bali jelang KTT G20