Kepolisian Harus Petakan Daerah Kekerasan Tekan Kejahatan

id kepolisian harus, petakan daerah, kekerasan tekan kejahatan

Kepolisian Harus Petakan Daerah Kekerasan Tekan Kejahatan

Pekanbaru, (antarariau.com) - Aparat kepolisian sebaiknya memetakan daerah dengan doktrin kekerasan yang luar biasa untuk menekan angka kejahatan, kata Kriminolog dari Universitas Islam Riau Syahrul Akmal Latif.

"Termasuk pada kasus pembunuhan Brigadir Zeppy. Sebaiknya dilakukan penelusuran jaringan pelaku pembunuhnya dan tidak terputus ketika pelaku utamanya itu telah tewas," kata Syahrul kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Sebelumnya aparat Kepolisian Daerah Riau bersama jajaran telah menembak mati P (27), seorang pelaku penusukan sekaligus pembunuh Polantas Polres Pelalawan, Brigadir Zeppy.

Kepala Bidang Humas Polda Riau, Aju Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo mengatakan, pelaku ditembak sebanyak tiga kali mengenai perut dan kaki karena berusaha melawan dan melukai petugas.

Guntur mengatakan, dalam penyisiran di kawasan perkebunan kelapa sawit ketika itu, aparat juga berhasil mengamankan SP (43), rekan pelaku P yang hanya ditetapkan sebagai saksi atas pembunuhan Brigadir Zeppy.

"Seharusnya memang pelaku utama pembunuh polisi itu tidak ditembak mati agar motif perbuatannya dapat terlihat dan terungkap dengan jelas," katanya.

Syahrul mengatakan, pihaknya meyakini bahwa keberanian pelaku dalam melukai dan membunuh anggota polisi dilatari dengan doktrin yang cukup keras sehingga yang bersangkutan tidak segan-segan melakukan kejahatannya itu.

Sekarang, demikian Syahrul, sebaiknya kepolisian juga melakukan pemetaan daerah-daerah yang menjadi wilayah doktrin bagi pelaku tersebut.

"Sangat diyakini, di daerah tersebut masih banyak komplotan penjahat berdarah dingin seperti pelaku P. Kasus ini sebaiknya juga jangan ditutup meski pelaku utamanya telah meninggal dunia," katanya.