Harga minyak stabil di tengah prospek penurunan produksi OPEC+, dolar lemah

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, minyak

Harga minyak stabil di tengah prospek penurunan produksi OPEC+, dolar lemah

Ilustrasi - Harga minyak naik, dengan peta Dunia di latar belakang. (ANTARA/Shutterstoc/pri.)

Melbourne (ANTARA) - Harga minyak sedikit berubah di awal perdagangan Asia pada Jumat, tetapi menuju kenaikan mingguan pertama mereka dalam lima minggu, didukung oleh dolar AS yang lebih lemah dan kemungkinan bahwa OPEC+ setuju untuk memangkas produksi minyak mentah ketika bertemu pada 5 Oktober.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terdongkrak 6 sen, menjadi diperdagangkan di 81,29 dolar AS per barel pada pukul 00.54 GMT, setelah jatuh 92 sen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka Brent untuk November, yang berakhir pada Jumat, naik tipis 2 sen menjadi diperdagangkan di 88,51 dolar AS per barel, setelah kehilangan 83 sen di sesi sebelumnya. Kontrak Desember yang lebih aktif naik satu sen menjadi 87,19 dolar AS per barel.

Baik Brent maupun WTI berada di jalur untuk naik sekitar 3,0 persen untuk minggu ini, kenaikan mingguan pertama mereka sejak Agustus, setelah mencapai posisi terendah sembilan bulan di awal pekan.

Untuk sepanjang September, Brent akan merosot 8,0 persen, turun untuk bulan keempat berturut-turut. Selama kuartal ketiga, Brent telah jatuh 23 persen, kerugian kuartalan pertama sejak kuartal keempat 2021.

WTI akan tergelincir 9,0 persen pada September, juga penurunan bulanan keempat berturut-turut, dan anjlok 23 persen selama kuartal tersebut, penurunan kuartalan pertama sejak periode yang berakhir pada Maret 2020 ketika COVID-19 menghantam permintaan.

Analis mengatakan pasar tampaknya telah menemukan titik terendah, dengan pasokan akan diperketat karena Uni Eropa akan melarang impor minyak Rusia mulai 5 Desember. Namun, kunci yang tidak diketahui adalah berapa banyak permintaan yang akan turun karena pertumbuhan global melambat dalam menghadapi tekanan kenaikan suku bunga agresif.

"Pada dasarnya, saya masih berpikir harga kemungkinan akan bergerak lebih tinggi dari sini karena pengetatan sanksi Rusia dan dengan persediaan minyak mentah global yang rendah, serta pasokan SPR (Cadangan Minyak Strategis AS) turun," kata Baden Moore, analis komoditas National Australia Bank .

"Saya perkirakan OPEC dalam posisi yang baik untuk mengelola pasokan untuk mengimbangi risiko permintaan," katanya.

Anggota terkemuka Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, telah mulai membahas pengurangan produksi menjelang pertemuan mereka pada Rabu (5/10), tiga sumber mengatakan kepada Reuters.

Rusia dapat menyarankan pengurangan hingga 1 juta barel per hari, sumber yang akrab dengan pemikiran Rusia mengatakan awal pekan ini.

Harga minyak juga ditopang oleh penurunan dolar dari tertinggi 20 tahun di awal pekan. Greenback yang lebih lemah membuat minyak dalam denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain, meningkatkan permintaan untuk komoditas tersebut.

Baca juga: Harga minyak turun di perdagangan Asia, dipicu permintaan lemah & penguatan dolar

Baca juga: Harga minyak di perdagangan Asia naik di atas 1 persen, pasar fokus pantau pasokan