Kemenperin genjot ekspor Industri Kecil Menengah gula palma

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Kemenperin

Kemenperin genjot ekspor Industri Kecil Menengah gula palma

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita menyerahkan bantuan kepada kelompok atau koperasi IKM penghasil gula semut di Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jumat (26/8). (ANTARA/ HO Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggenjot ekspor Industri Kecil Menengah (IKM) gula palma, karena memiliki potensi untuk terus tumbuh seiring permintaan ekspor gula palma organik yang tinggi dan potensi pasar yang sangat besar, terutama di sektor horeka dan pasar premium.

“Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia. Berdasarkan data terakhir yang kami miliki, kinerja ekspor produk berbahan dasar nira kelapa atau gula aren atau gula siwalan mencapai 36,5 ribu ton dengan nilai sebesar 49,3 juta dolar AS pada 2019,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.

Nilai ekspor tersebut meningkat jadi 39,4 ribu ton dengan nilai 63,5 juta dolar AS pada 2020.

Gula palma menjadi salah satu komoditas unggulan yang sedang dipacu untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional. Gula palma adalah jenis gula yang terbuat dari seratus persen nira pohon keluarga palma, seperti kelapa, aren atau enau, lontar, atau siwalan.

“Produk gula palma mayoritas dihasilkan oleh IKM di beberapa sentra IKM yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Barat,” kata Reni.

Selain itu IKM gula palma Indonesia terkenal memiliki produksi dengan bahan baku yang 100 persen lokal.

Menurut Reni, meski telah menembus pasar ekspor, IKM gula palma masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain mengenai bahan baku (terkait isu pencampuran gula rafinasi), penggunaan teknologi yang masih sederhana, dan kurangnya penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dalam produksi.

Selain itu hal terkait akses pasar seperti branding, pemanfaatan pasar digital, dan pemenuhan persyaratan standardisasi produk yang diminta oleh pasar ekspor.

“Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut dan untuk meningkatkan kapasitas IKM gula palma dalam melakukan ekspornya, Kemenperin melalui Ditjen IKMA akan melakukan berbagai program pembinaan,” tutur Reni.

Langkah yang bakal ditempuh, diantaranya penerapan sistem keamanan pangan dalam bentuk pendampingan dan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan melalui potongan harga (reimburse) atas pembelian mesin dan/atau peralatan produksi baru, serta penerapan transformasi industri 4.0, terutama dalam hal efisiensi dan traceability.

Selain itu pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan dan revitalisasi Sentra IKM, serta peningkatan pasar ekspor dalam bentuk pendampingan digital marketing melalui platform lokapasar global, fasilitasi membership pada lokapasar global dan partisipasi pada pameran berskala internasional.

“Tak hanya itu, Ditjen IKMA juga mendorong kemitraan antara IKM dengan stakeholder terkait dalam rangka mendorong perluasan pasar ekspor,” imbuhnya.

Baca juga: Kemenperin pacu diversifikasi produk sektor industri pangan

Baca juga: Volume ekspor naik 76 persen, Kemenperin fasilitasi IKM perhiasan mengglobal