Bangkinang, (Antarariua.com) - Menneg BUMN Dahlan Iskan mengajak Bupati Kampar H. Jefry Noer untuk berdiskusi khusus cara meningkatkan perekonomian rakyat melalui aksi nyata berupa peningkatan keterampilan mereka.
Hal itu dicetuskannya usai mendengar pemaparan Jefry. Dahlan nyaris tak berkedip saat pemaparan yang disampaikan di bawah tenda biru Komplek Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu itu.
Angka-angka kemiskinan, jumlah peserta pelatihan P4S, pinjaman dana bergulir, dan besaran dana yang dikucurkan oleh Bank Bukopin kepada koperasi yang ada di kecamatan dan desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kampar, dia catat.
“Saya sudah coba di PTPN-PTPN yang ada di Indonesia untuk beternak sapi. Tapi kayaknya saya mesti banyak belajar di sini. Jadi Pak Bupati, kalau ke Jakarta, saya minta tidur di rumah saya. Kita diskusi semalaman, ya,” pinta Dahlan Iskan saat dia yang kemudian berdiri di atas podium.
Dahlan tak malu-malu pula mengatakan rasa bangganya terhadap gagasan pendidikan yang dibikin Jefry kepada masyarakatnya. “Sukses story Muslim sungguh luar biasa,” katanya.
Muslim adalah ‘komandan’ enam sekawan petani cabai di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu. Di kunjungan kerja Dahlan Iskan ke Kubang Jaya itu, Muslim sempat dikasi waktu untuk menceritakan pengalamannya bertanam cabai. Pengalaman atas keuntungan bersih Rp 1,2 miliar
lebih yang didapat oleh enam sekawan ini dalam tempo enam bulan bertanam cabai di atas lahan seluas 3 hektare.
“Gimana kalau tanaman kedua ini gagal?” dari tempat duduknya, Dahlan bertanya kepada Muslim yang masih berdiri di podium. “Saya tidak pernah mau memikirkan kegagalan Pak. Saya mesti selalu optimis. Biar saya tidak takut melakukan apa yang saya anggap sebagai jalan hidup saya,” Muslim yang jebolan P4S Karya Nyata Kubang Jaya itu menjawab diplomatis.
Mendengar jawaban itu, Dahlan senang. “Jangan takut dengan masalah. Justru lebih baik pikirkan cara mengatasi masalah itu. Petani kita memang sudah sangat pintar memilah apa yang akan dia tanam. Buktinya, kedelai murah, mereka tak mau tanam kedelai. Wajar jika kemudian kedelai menghilang. Tapi di Kampar, Bupati nya justru inovatif. Saya salut,” kata Dahlan.
Selain bertanya kepada muslim, Dahlan juga bertanya kepada Sofyan Bahrum, warga Desa Kubang Jaya yang menjadi lulusan terbaik di angkatan 13 dan 14 P4S. Sama seperti Muslim yang tak grogi, Syofian bilang kalau hidupnya ada di pertanian.
“Cita-cita saya ingin naik haji, Pak. Saya akan ajak anak saya yang besar untuk bertani, mengolah lahan sesuai arahan instruktur saya di pelatihan,” katanya.
“Gimana kalau nanti gagal?” Dahlan memancing Sofyan. “Sebagai petani, saya musti optimis. Petani tak boleh mengeluh. Musti terus berusaha. Malam tahajjud, siang kerja, kerja
dan kerja,” Syofyan menjawab.
“Inti sukses itu ya kayak apa yang dikatakan Sofyan. Kerja, kerja dan kerja. Tanyakan pada diri sendiri, berapa karat kesungguhan itu. hasilnya akan sesuai dengan karat kesungguhan tadi,” kata Dahlan.