Pertemuan Menlu ASEAN bahas implementasi Konsensus Lima Poin oleh Myanmar

id Berita hari ini,berota riau antara, Menlu ASEAN

Pertemuan Menlu ASEAN bahas implementasi Konsensus Lima Poin oleh Myanmar

Arsip - Seorang pekerja merapikan bendera ASEAN di aula pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, 28 Oktober 2021. (ANTARA/Reuters/Lim Huey Teng)

Bangkok (ANTARA) - Implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) untuk membantu mengakhiri krisis di Myanmar menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (AMM) yang sedang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Don Pramudwinai akan berpartisipasi dalam pertemuan tahunan tersebut.

"Para menteri luar negeri ASEAN akan menindaklanjuti implementasi 5PC yang telah disepakati oleh pemimpin ASEAN pada 24 April tahun lalu dan melakukan persiapan untuk KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 mendatang, serta KTT terkait pada November tahun ini," demikian pernyataan tersebut.

Para menlu ASEAN juga akan bertukar pandangan tentang isu-isu penting regional dan internasional, terutama yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan ketegangan politik dunia, serta mendorong kerja sama nyata dengan mitra dialog dalam berbagai pertemuan tingkat menteri terkait.

Menurut pernyataan tersebut, para menlu ASEAN akan membahas cara-cara untuk memajukan pembangunan Komunitas ASEAN yang berpusat pada rakyat dan mengatasi tantangan bersama dengan tema "ASEAN A.C.T. (Addressing Challenges Together)".

Selain itu, akan dibahas pula prioritas di bawah Kepemimpinan ASEAN Kamboja tahun ini, serta pentingnya menegakkan sentralitas dan solidaritas ASEAN di tengah ketidakpastian dan tantangan regional dan global.

Pernyataan itu mengatakan para menlu dan perwakilan dari 39 negara dan organisasi diharapkan ikut serta pada AMM tahun ini.

Media melaporkan bahwa krisis Myanmar yang dipicu kudeta militer pada 1 Februari 2021 serta implementasi 5PC menjadi fokus utama pembicaraan.

Konsensus itu menyerukan penghentian segera kekerasan, melakukan dialog dengan semua pemangku kepentingan utama, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, dan mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

Baca juga: Presiden Joko Widodo dorong kemitraan ASEAN-AS dalam penanganan perubahan iklim

Baca juga: Senam Indonesia "Sat Kerthi For All" bakal ditampilkan pada setiap acara formal ASEAN


Sumber: OANA/Bernama