Terima Kasih Bang Andi, Telah Membangun Pembangkit di Nias

id terima kasih, bang andi, telah membangun, pembangkit di nias

Terima Kasih Bang Andi, Telah Membangun Pembangkit di Nias

Pekanbaru (antarariau.com) - Warga suku Nias di Riau ternyata memiliki hubungan emosional yang amat erat dengan anggota DPR H Arsyadjuliandi Rachman atau yang lebih akrab disapa Bang Andi, karena melalui perjuangan beliau dapat dibangun pembangkit listrik di Pulau Nias, Sumatera Utara.

"Kami selalu mengingat jasa dan perjuangan tokoh Riau, Bang Andi. Karena berkat beliau, kampung halaman kami dibangun pembangkit listrik dan tidaka lagi gelap," kata Ketua Ikatan Keluarga Nias Riau (IKNR) Hermansyah Talambanua, di sela-sela acara pelantikan IKNR di Gedung Seni Budaya Pekanbaru, beberapa waktu lalu.

Andi Rachman dalam sambutan acara tersebut mengatakan, masyarakat di Pulau Nias, InsyaAllah dalam waktu kurang lebih 1,5 sampai 2 tahun ke depan akan bisa menikmati aliran listrik.

"Inilah salah satu yang saya dorong ke pemerintah selama ini. Lima tahun saya perjuangkan agar di Pulau Nias memiliki pembangkit karena listrik merupakan salah satu kunci pembangunan di Pulau Nias,” ujar Andi.

Selain itu Andi Rachman yang juga Calon Wakil Gubernur Riau berpasangan dengan Annas Maamun, juga punya ikatan emosional dengan Pulau Nias. "Saya sudah dua kali datang ke Pulau Nias dan tidur di pendopo, setelah gempa Nias pada 2005 dan 2006 silam," ujarnya sambil mengenang gempa Nias.

Ketua Penasehat IKNR S Waruwu SH, menilai Andi Rachman sudah menjadi bagian suku Nias. Jadi masyarakat Nias diperantauan terutama di Negeri Melayu Bumi Lancang Kuning, tidak perlu sungkan dalam menyampaikan permasalahan warga Nias di Riau kepada Andi Rachman.

Waruwu meminta kepada Andi untuk turut memperhatikan masalah pendidikan warga Nias. Sebab, dari puluhan ribu kepala keluarga suku Nias yang ada di Riau, hanya sedikit yang mengenyam pendidikan. "Untuk itu kami memohon pada Bang Andi untuk memperhatikan masalah pendidikan, karena pendidikan juga menjadi permasalahan di daerah Riau," pintanya.

Warga suku Nias di Riau, lanjut Waruwu, sekitar 100 ribu kepala keluarga (kk), namun tingkat sumber daya manusianya masih tertinggal jauh dibanding dengan keberadaan suku lain.

Dia secara terbuka mengungkapkan, suku Nias merantau dari kampung memang orang sulit, miskin dan tidak berpendidikan. Seperti di Pekanbaru ada sekitar 1500 kk, Kampar 15 ribu kk, Rohul 25 ribu kk, Rohil 15 ribu kk, Pelalawan 25 kk, Siak 10 ribu kk, Bengkalis 1000 kk, Dumai, 500 kk, Kuantan Sengingi 1500 kk dan Indragiri Hilir 500 kk.

Waruwu yang juga seorang jaksa penuntut di Kejati Riau, tidak menampik kehadiran suku Nias sudah menambah angka kemiskinan di Negeri Melayu Bumi Lancang Kuning. Namun harus diakui pula, bahwa hampir seluruh perusahaan yang ada di Riau sebagian besar pekerjanya merupakan warga Nias.

Kemudian menurutnya, karena suku Nias tinggal di kebun dan tidak pernah mendengar kutbah tentang agama, sehingga sukanya main sikat saja. "Kami tidak akan bosan menyampaikan ini. Mau didengar atau tidak, kami tidak ambil pusing," tutur Waruwu.

Andi Rachman juga menyampaikan apresiasi terhadap paguyuban suku nias, meski belum banyak yang bisa diperbuat untuk perkumpulan warga Nias di Riau dengan usianya baru tujuh tahun.

"Masih banyak yang perlu diperbaiki ke depan. Seluruh 'stake holder' yang ada di IKNR harus sama-sama mendukung program kerja yang telah dibuat agar bisa sejajar dengan paguyuban lain di Riau," katanya. (rls)