Pekanbaru (ANTARA) - Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau menggandeng wartawan yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Provinsi Riau untuk mendorong upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau yang kini berada pada angka 22,3 persen.
"Angka ini masih cukup tinggi sehingga menjadi tugas kita bersama khususnya kawan-kawan IPKB untuk mensosialisasikan, mempublikasikan tentang berbagai upaya penurunan stunting di Riau dan termasuk sosialisasi terkait program pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan dalam tiga bulan pra nikah," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia M.Si di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan, program pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan dalam tiga bulan pra nikah ini diperlukan sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin sehingga segala sesuatu persiapan yang dibentuk sudah dilakukan dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
Untuk itu tim percepatan penurunan stunting di Riau sudah dibentuk dengan Ketua Pengarah adalah Gubenur RiauSyamsuar dan Wakil Ketua Pengarah WagubEdi Natar Nasution dengan melibatkan semua lintas sektor.
"Selain melibatkan semua lintas sektor, BKKBN Perwakilan Riau pada tahun 2021 sudah membentuk 3.558 Tim Pendamping Keluarga yang beranggotakan bidan desa (tim kesehatan lain), Kader PKK juga kader KB. Tim ini jumlahnya mencapai 10.674 orang yang tersebar di seluruh desa atau kelurahan di Provinsi Riau," katanya.
Tim ini, katanya bertugas memberikan informasi, edukasi, dan konseling secara virtual atau tatap muka kepada calon pengantin yang akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat, juga selanjutnya akan memberikan pendampingan terhadap 1.000 hari pertama kehidupan bagi bayi-bayi yang dilahirkan.
Sebelumnya, Kepala BKKBN Provinsi Riau juga mengikuti pertemuan virtual program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin, Jumat (11/3/2022) dipusatkan di Pendopo Parasamsya Kabupaten Bantul Provinsi DIY.
Pertemuan virtual program pendampingan dan konseling serta pemeriksaan Catin tersebut menampilkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang juga ahli bayi tabung mengatakan idealnya setiap calon pengantin, 3 bulan sebelum menikah wajib memeriksakan kesehatannya (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar Hb). Hasil pemeriksaan di input melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).
"Setelah semua data di input, jika ada kerepotan untuk mengisi, maka akan ada yang mendampingi seperti tim pendamping keluarga (TPK), bidan dan yang lainnya," jelas Hasto Wardoyo.
Akan tetapi, kata Hasto Wardoyo lagi, para calon pengantin tidak perlu khawatir karena hasil dari pemeriksaan kesehatan tidak akan menjadi syarat boleh tidaknya menikah. Apalagi jika dalam waktu dekat sudah berencana untuk menikah.
Berita Lainnya
BKKBN Provinsi Riau libatkan PPPK tingkatkan kualitas pelayanan keluarga
01 May 2024 17:57 WIB
Maknai hari kartini, BKKBN Riau kerahkan penyuluh tingkatkan layanan KB
21 April 2024 21:26 WIB
BKKBN Riau serahkan Rp5,9 miliar untuk Rokan Hulu dukung program KB
18 April 2024 20:31 WIB
BKKBN apresiasi kolaborasi Pemkab Kampar tekan stunting jadi 14 persen
06 March 2024 8:30 WIB
Kepala BKKBN RI apresiasi Regional 3 PTPN IV komitmen perangi stunting
05 March 2024 15:26 WIB
BKKBN Perwakilan Riau berupaya bentuk lagi 1.475 pusat data kependudukan tiap desa
17 February 2024 6:26 WIB
BKKBN Perwakilan Riau berupaya optimalkan peran 1.990 Kampung KB
07 February 2024 13:14 WIB
BKKBN Perwakilan Riau edukasi 50 pasang calon pengantin cegah stunting dari hulu
03 February 2024 20:39 WIB