Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menawarkan Pemerintah Arab Saudimembeli ikan patin asal daerah itu karena produksi ikan patin Riau cukup besar hingga mencapai 20 ton per hari.
"Produksi ikan patin Riau merupakan penghasil ikan patin terbesar di Indonesia bahkan berbagai keuntungan akan diperoleh Arab Saudi jika mengambil patin langsung ke Riau daripada mengimpor melalui Vietnam," kataSyamsuar kepada media di Pekanbaru, Riau, Minggu.
Penawaran kerja sama dagang itu disampaikanSyamsuar saat berkunjung ke Kedubes Arab Saudi di Jakarta. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Essam bin Abed Al-Thaqafi dijadwalkan menindaklanjuti rencana tersebut dengan melakukan kunjungan ke Riau.
Syamsuar mengatakan Riau sebagai provinsi yang kaya akan sumber daya alamdan memiliki penduduk mayoritas Islam, sangat terbuka peluang untuk bekerja sama dengan Arab Saudi.
Beragam bisnis beroperasi di Riau, mulai dari migas, kelapa sawit, karet, kelapa, dan sagu terbesar di Indonesia.
"Kami berharap pemerintah Arab Saudi juga berkenan menanamkan investasinya di Riau. Dan, kami menjamin jika Arab Saudi berniat berinvestasi di Riau, akan diberikan berbagai kemudahan bagi para investornya," katanya.
Syamsuar menyebutkan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi KreatifSandiaga Salahuddin Uno telah mendatangi Desa Wisata Koto Mesjid yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Desa Wisata Koto Mesjid ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Patin. Sebab, kampung itu memiliki budi daya ikan patin yang sudah dikenal, sehingga desa ini mempunyai moto 'tiada rumah tanpa kolam'.
Hampir setiap rumah yang ada di Kampung Patin memiliki paling minimal satu kolam patin. Dalam sebulan masyarakat setempat dapat memanen 390 hingga 400 ton ikan patin.
Tak hanya sebagai lauk pauk, ikan patin tersebut kemudian diolah masyarakat desa menjadi berbagai macam produk kuliner dengan cita rasa khas dan unik.
Seperti kerupuk kulit patin, abon patin, bakso patin, siomay patin, nugget patin, otak-otak patin, cilok patin, ikan asin patin, batagor patin, hingga es dawet patin, serta ada pula keripik batang pisang dan kelapa jelly (dekla).
Produk ekonomi kreatif di Kampung Patin juga sangat menarik misalnya saja produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti lidi sawit, rotan, dan pandan.
Bahkan para disable (tuna rungu) juga ikut serta dalam program home recycle creative, yang manaproduksi kriya ini memanfaatkan limbah paralon menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding, dan piring lidi rotan.