Bengkalis, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau mengalami kesulitan menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak Maret 2013 mencapai sekitar 3000 ha dan paling parah terjadi di Kecamatan Bukit Batu.
"Jujur saja, penanganan Karhutla yang terjadi sejak tiga bulan terakhir, dan paling dahsyat sepekan ini sudah diluar kemampuan kita. Penanganannya harus dilakukan secara kolektif," kata Suayatno, Wakil Bupati Bengkalis.
Ia mengakui, apabila dalam kurun waktu tiga hari kedepan tidak turun hujan maka karhutla yang diselingi kabut asap bakal semakin parah, saat ini saja sudah membuat mata perih dan serbuk hasil pembakaran beterbangan.
"Informasi terakhir yang saya peroleh dari lapangan luas lahan yang terbakar sudah mendekati tiga 3 ribu hektar. Api terus bergerak di dalam lahan gambut diselingi angin kencang tiga hari terakhir ini. Untuk itu kita sudah meminta bantuan kepada BNPP Pusat dan BKSDA turun tangan membantu penanganan karhutla ini," katanya.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi karena ketidakmampuan Pemkab yang dikarenakan banyak faktor tersebut, salah satunya karena keterbatasan personil pemadam kebakaran, maka akibatnya akan sangat parah bagi masyarakat.
Saat ini, lanjutnya seluruh anggota pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadaman Kebakaran (BPD-Damkar) sudah dikerahkan bersama Satpol PP, pihak kepolisian, masyarakat peduli api (MPA) dan keterlibatan pihak swasta.
Kemudian sambung Suayatno, keterbatasan alat pemadam kebakaran juga menjadi penyebab lamanya upaya pemadaman api di lokasi kebakaran yang meliputi desa Tanjung Leban, Sepahat dan Bukit Kerikil.
"Terakhir adalah jauhnya lokasi kebakaran yang terjadi, ditambah lagi dengan kepungan asap membuat petugas kesulitan menuju asal titik api," jelasnya.
Walaupun menurutnya upaya maksimal telah dilakukan. Namun api terus menyebar ke lokasi lain dikarenakan hembusan angin serta cuaca panas, membuat api terus merembet diatas lahan gambut tebal. (Rosyita)