Ruri dan lalan panjang energi: menyusuri medan terjal, menjaga nyala negeri

id energi, ujung batu

Ruri dan lalan panjang energi: menyusuri medan terjal, menjaga nyala negeri

Awak Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin melakukan pengisian BBM di Fuel Terminal Sei Siak,di Jalan Sungai Duku, Pekanbaru, Kamis, (2/10/2025).ANTARA/Elnusa. (elnusa)

Pekanbaru (ANTARA) -

Pagi itu, deretan kendaraan tangki berderak meninggalkan pelataran Fuel Terminal Sei Siak, Jalan Sungai Duku, Pekanbaru. Jam digital baru saja menunjuk pukul 06.00 WIB ketika suara mesin berat mulai memecah kesunyian. Mobil-mobil bertonase besar merayap satu per satu ke pompa pengisian bahan bakar minyak (BBM). Itulah denyut pertama hari di pusat distribusi energi terbesar di Riau.

Dari ufuk timur, rona merah muda menyibak sisa kabut. Langit tampak hendak melepaskan berkatnya setelah berhari-hari diselimuti hujan. Kicau burung dari pepohonan sekitar terminal menjadi latar harmoni bagi aktivitas yang tak pernah berhenti: mengalirkan energi menuju nadi kehidupan masyarakat.

Bagi Ruri Mufriyandri Akhmad (35), pagi itu bukan sekadar rutinitas. Usai menunaikan Subuh bersama keluarga, ia berpamitan dengan istrinya yang sejak dini hari telah menyiapkan bekal: pakaian ganti, sarapan, camilan, hingga obat-obatan. Tidak seperti biasanya, kali ini ia tak bisa pulang setiap hari. Jalur utama ke Rokan Hilir telah terputus, dan perjalanan akan memakan waktu lebih panjang serta penuh risiko.

Ruri, sopir tangki PT Elnusa Petrofin, bergabung dengan rekan-rekan awak mobil tangki (AMT). Mereka menanti instruksi, mengecek kendaraan, lalu bersiap menempuh jalur darurat. Elnusa Petrofin, anak usaha Pertamina Hulu Energi di bawah Subholding Upstream Pertamina, mengemban misi vital: memastikan BBM dari Fuel Terminal Sei Siak sampai ke pelosok meski medan berat menghadang.

“Bagi saya ini bukan sekadar pekerjaan. Ini pengabdian. Karena dari setiap liter BBM yang kita bawa, hidup masyarakat ikut bergerak,” ujar Ruri mantap.

Jembatan Lumpuh, Jalan Energi Terhambat

Sejak November tahun lalu, Jembatan Ujung Batu di Rokan Hulu lumpuh. Struktur baja sepanjang 100 meter itu amblas sebagian, bergeser, dan ditutup total. Jalan utama yang selama ini menjadi urat nadi logistik mendadak terputus.

Dampaknya terasa luas. Empat desa—Ngaso, Pematang Tebih, Suka Damai, dan Ujung Batu Timur—dengan total penduduk lebih dari 52 ribu jiwa terancam terisolasi. Distribusi bahan pokok dan hasil kebun melambat, BBM pun nyaris tersendat. Ekonomi desa yang biasanya berdenyut, kini bergerak lebih lambat.

Sebelum jembatan rusak, rute Pekanbaru–Ujung Batu–Pasir Pengaraian bisa ditempuh dalam 14 jam pulang-pergi. Namun kini, armada tangki harus mengikuti jalur darurat melalui Pekanbaru–Bangkinang–Taluk Kuantan–Silangkitang–Labuhan Batu Selatan. Putaran lebih jauh hingga 70 kilometer, dengan tambahan waktu 3–4 jam. Jalan berliku, tanjakan curam, rusak, bahkan rawan longsor.

“Tak ada waktu untuk diam. Energi adalah urat nadi masyarakat. Jika BBM kosong, semua ikut lumpuh,” tegas Rudi Syahputra, Koordinator Operasi Fuel Terminal Sei Siak.

Kini, perjalanan dari Fuel Terminal Sei Siak ke SPBU di Pujud butuh dua hari pulang-pergi. Jalan berbatu, berlubang, dan melelahkan. Para awak tangki harus sering beristirahat agar tak kehilangan konsentrasi.

Ruri, yang memulai karier sebagai kernet sebelum dipercaya menjadi sopir utama sejak Maret 2019, menerima tantangan itu dengan lapang dada. “Sebelum berangkat, saya selalu memastikan tangki layak jalan dan tubuh saya fit,” ucapnya. Namun cuaca tak selalu bersahabat. Hujan deras membuat jalur tanah licin, ban truk bisa slip, atau bahkan terjebak lumpur.

Meski begitu, setiap perjalanan adalah pengorbanan yang berbuah nyata. Dari peluhnya, dua anak Ruri bisa bersekolah. Dari BBM yang ia bawa, ambulans bisa melaju, truk hasil panen bisa bergerak, dan usaha kecil bisa bernapas.

“Cita-cita saya suatu hari bisa umroh bersama keluarga lewat kesempatan dari Elnusa Petrofin,” tambahnya lirih, menyimpan harapan di balik lelah.

Teknologi Menjaga Aliran Energi

Di balik perjalanan panjang itu, ada sistem distribusi modern yang menopang. Fuel Terminal Sei Siak melayani 236 SPBU di Riau, Sumatera Barat, hingga Labuhan Batu Selatan, bersama dua terminal lain di Dumai dan Tembilahan.

Sebanyak 83 truk tangki berkapasitas 8.000–32.000 liter beroperasi setiap hari. Armada ini dikendalikan lewat Fleet Management System dan Road Traffic Control (RTC) 24 jam. GPS, CCTV, hingga Petrofin Integrated Digital System (PIDS) memastikan transparansi dan akurasi distribusi.

Distribusi BBM diawasi dengan lima lapis pengendalian: uji tera dari Dinas Metrologi, pengecekan armada, segel independen, monitoring real-time, hingga validasi pengiriman ke SPBU. Semua dijalankan serentak untuk menjamin pasokan sampai ke tujuan tanpa celah kecurangan.

“Dari pusat kendali di Pekanbaru, kami bisa memantau posisi truk, mendeteksi keterlambatan, bahkan mengalihkan rute jika darurat,” jelas Putiarsa Bagus Wibowo, Manajer Komunikasi Korporat Elnusa Petrofin.

Distribusi BBM di Riau sendiri ditopang oleh 317 AMT, 24 staf operasional, 16 operator RTC, serta mitra seperti Hiswana dan TNI. Di Kabupaten Rokan Hilir, terdapat 23 SPBU penerima utama. Dari Sei Siak, rata-rata BBM yang dialirkan tiap bulan meliputi: Biosolar 8,9 kiloliter, Dexlite 0,15 KL, Pertalite 4,2 KL, Pertamax Turbo 0,5 KL, Pertamax 0,2 KL, dan Pertamina Dex 0,06 KL.

“Semua pasokan terdistribusi tepat waktu dan tepat jumlah setiap bulannya,” tegas Romi Bahtiar, Section Head Commrel Pertamina Sumbagut.

Pemerintah kini mempercepat rehabilitasi Jembatan Ujung Batu yang ditargetkan rampung Oktober 2025. “Jembatan ini urat nadi ekonomi masyarakat. Jika selesai tepat waktu, geliat ekonomi akan kembali mengalir,” kata Budiman Lubis, Wakil Ketua DPRD Riau.

Hingga saat itu tiba, perjalanan panjang para sopir tangki seperti Ruri menjadi kunci agar roda ekonomi tak terhenti. Di balik setiap liter BBM yang mereka bawa, ada harapan yang ikut menyala.

Energi bukan sekadar bahan bakar. Ia adalah cahaya di ruang operasi, napas bagi ambulans, nyawa bagi mesin panen, dan denyut bagi roda ekonomi. Dan di tengah jalan berliku serta hujan deras, ada sekelompok manusia yang tetap setia menjaga api harapan itu agar tak pernah padam.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.