Kebun Topaz 250 Hektare Produksi Bibit Sawit

id kebun topaz, 250 hektare, produksi bibit sawit



Pekanbaru, (antarariau.com) - Sekitar 250 hektare Kebun Topaz yang berada di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, dikhususkan untuk memproduksi benih dan bibit sawit yang menjadi andalan Asian Agri.

"Dari 4.400 hektare luas Kebun Topaz, sekitar 250 hektare digunakan untuk produksi benih dan bibit sawit yang dikelola PT Tunggal Yunus Estate (TYE)," ujar General Manager TYE Ang Boon Beng, melalui telepon dari Pekanbaru, Senin.

Lebih lanjut dia mengatakan, kebun kelapa sawit di Topaz memiliki luas area sekitar 6.000 hektare. Namun setelah diserahkan ke masyarakat setempat, yang tersisa hanya sekitar 4.400 hektare.

Di lahan seluas 250 hektare TYE melakukan penelitian sekaligus memproduksi benih dan bibit sawit berkualitas untuk kepeluan Asian Agri yang menjadi grup usaha dan selebihnya di jual kepada masyarakat lokal dan perusahaan-perusahaan besar.

Penemuan bibit sawit berkualitas dimulai pada tahun 1992 dan ketika itu tim peneliti di Topaz melakukan seleksi dan percobaan persilangan pohon induk asal Costa Rica selama bertahun-tahun.

Hasil seleksi dan percobaan tersebut lantas ditanam di Kebun Topaz pada tahun 2006 setelah mendapat izin dari Kementerian Pertanian RI Nomor 57-60/KPTS/SR.120/I/2004. Dengan induk kelapa sawit jenis Dura dan Pisifera.

"Kami tidak bermaksud merendahkan produksi benih dan bibit kelapa sawit yang lain. Namun jika kita pakai bibit lain itu, hasilnya lebih rendah dibanding bibit yang kami produksi," ucapnya.

Saat persentasi dihadapan sepuluh orang wartawan Jambi dan Pekanbaru pada Jumat (14/6), M Damanik (43), salah seorang petani sawit di Kabupaten Kampar mengaku, sejak penggunaan bibit dari Topaz hasil panen sawit miliknya jauh meningkat.

"Hasilnya amat memuaskan dibanding dengan menggunakan bibit lain dan disini jika ingin membeli 50 bibit, tetap dilayani. Dari 226 bibit yang ditanam di lahan tidak sampai dua hektar dan dipanen dua minggu sekali, mampu menghasilkan uang Rp4 juta dalam sebulan," katanya.

Asian Agri berdiri tahun 1979 dan saat ini sudah memiliki kebun mecapai 100.000 hektare dengan karyawan 25.000 orang. Sebagai perusahaan yang bebasis di Indonesia, telah mampu mengelola sumber daya alam yang berlimpah dengan pengelolaan perusahaan kelapa sawit berkelas dunia.

Saat ini wilayah operasional Asian Agri berada di tiga provinsi di Pulau Sumatera yakni Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Selain areal inti, sejak tahun 1987 perusahaan telah melakukan kerjasama melibatkan 29.000 kepala keluarga dalam membangun kebun plasma.