Hentikan peredaran narkoba dikendalikan dari Lapas di Riau

id narkoba riau, polda riau, lapas pekanbaru

Hentikan peredaran narkoba dikendalikan dari Lapas di Riau

Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal (tengah) saat acara pemusnahan narkoba di Pekanbaru belum lama ini. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Aparat Kepolisian Daerah Riau belum lama ini memusnahkan 82,9 kilogram sabu. Jumlahnya fantastis, nilainya bisa mencapai seratusan miliar rupiah.

Peredaran narkoba itu ternyata dikendalikan seseorang dari balik penjara. Sebelumnya, pengungkapan kasus peredaran narkoba juga terjadi di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, pada awal tahun ini yang juga didalangi oleh napi di Lapas Pekanbaru.

Pada Oktober 2021, juga terungkap peredaran narkoba yang didalangi dari seorang narapidana di Lapas Pekanbaru.

Apakah Lembaga Permasyarakatan menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk mengendalikan bisnis narkoba? Mereka dijaga, diawasi, dikasih makan tiga kali sehari, ternyata beberapa di antaranya nyaman mengendalikan bisnis bernilai miliaran rupiah.

Apabila dirunut beberapa ke belakang, masih banyak ditemukan pengungkapan peredaran narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji tahanan. Jika ditotal, jumlahnya mencapai ratusan kilogram sabu yang telah disita. Ya, ratusan kilogram sabu yang siap beredar!

Itu mungkin yang dapat terungkap, yang belum terkuak mungkin jauh lebih banyak.

Atas dasar ini, Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan turut menghadirkan perwakilan Kanwil Kemenkumham Riau saat pemusnahan narkoba yang dilaksanakan di halaman belakang Mapolda Riau, awal Februari lalu.

Mohammad Iqbal sendiri baru menjabat sebagai Kapolda Riau pada 3 Januari 2022. Ada harapan baru di pundaknya untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di Bumi Lancang Kuning ini.

Iqbal berharap Kemenkumham Riau dapat maksimal dalam melakukan pembinaan bagi napi yang menghuni lapas di Riau.

"Jangan sampai ada celah bagi napi bernegosiasi dalam orbit peredaran narkoba," sebutnya.

Selain itu, Iqbal menyebutkan pihaknya turut melibatkan semua elemen masyarakat dalam upaya pencegahan peredaran narkoba.

"Kami turut mengedukasi masyarakat di sekolah-sekolah sejak dini. Tentunya upaya pencegahan ini juga diperkuat oleh seluruh lapisan masyarakat. Ketahanan dan antisipasi penting," jelas Iqbal.

Polisi nampaknya tak ingin main-main dan akan menindak tegas pengedar serta bandar narkoba di Riau, meskipun ada sejumlah oknum polisi yang ternyata justru main-main dengan barang haram ini.

"Dengan kasus-kasus yang telah kami tangani beberapa waktu terakhir membuktikan kami serius sekali untuk mengejar bandar dan pengedar," sebutnya.

Selain Kemenkumham, dalam pemusnahan itu, Polda Riau turut mengundang perwakilan Pemerintah Provinsi, TNI, Kejaksaan, bahkan aparat Pengadilan. Ini sebagai sinyal tak akan memberi ruang sedikitpun bagi pelaku yang terlibat narkoba.

Namun sampai kapan pengendali bisnis narkoba di balik jeruji terus beraksi?

Pihak Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Riau pun menyatakan pihaknya juga serius memberantas peredaran narkoba di Lapas, salah satunya dengan melakukan serangkaian razia terhadap warga binaan di Lembaga Permasyarakatan.

Aksi razia narkoba di Lapas ternyata mendapat reaksi keras dari penghuninya. Mobil petugas Lapas Pekanbaru dibakar. Pembakarnya pun dikendalikan dari dalam Lapas dengan menyuruh orang-orang di luar sana.

Sementara, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Riau Maulidi Hilal menegaskan bahwa jajarannya bersama aparat penegakan hukum lainnya telah sepakat dan berkomitmen untuk perang terhadap narkoba.

Pihaknya membuka diri seluas-luasnya untuk berkoordinasi, baik dengan Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional dalam pengungkapan jaringan narkoba di lembaga pemasyarakatan maupun rumah tahanan.

"Kami tidak akan menutup diri karena ini persoalan bangsa, dan kita harus selamatkan bangsa ini dari narkoba. Kami tidak mentolerir sedikitpun narkoba masuk lembaga pemasyarakatan maupun rumah tahanan. Kita harus menyelamatkan bangsa ini dari pengaruh buruk narkoba," katanya.

Hilal juga berharap bantuan seluruh pihak untuk menginformasikan apabila ada jajarannya yang bermain-main dengan narkoba. Baik itu yang petugas maupun warga binaan. Beberapa oknum pegawai Lapas pun telah dikirim ke Nusa Kambangan karena terbukti terlibat peredaran narkoba.

Selain itu, Hilal mengingatkan kepada para tersangka pengedar maupun bandar narkoba yang dihadirkan untuk mengikuti proses pembinaan dengan baik. "Merenung dan perbaiki diri anda semua. Hidup kita ini ada batasnya, jangan habiskan umur anda dengan keluar masuk penjara," tutur Hilal.

Lapas dan Rutan di Riau sudah punya blok khusus untuk pengendali narkoba. Perlakuan dan pendekatannya berbeda karena betul-betul ingin menyadarkan mereka baik dari aspek pendidikan kebangsaan, spiritual, dan keamanannya.

Hilal menambahkan bahwa Direktorat Jendral Pemasyarakatan sebagai mata rantai dalam sistem peradilan penegakan hukum mempunyai tugas untuk melakukan "Treatment offender Centre" terhadap warga binaan pemasyarakatan agar kelak menjadi pribadi yang agung mempunyai kepercayaan diri dan turut membangun bangsa dan negaranya.

Dibungkus kemasan teh China

Jika diamati, sabu yang berhasil diungkap di wilayah Riau sebagian besar dibungkus dengan kemasan teh bertuliskan aksara China. Dan itu sudah beredar luas ke berbagai daerah seperti di Palembang atau Jambi, dan bisa dipastikan barang haram itu telah sampai ke Jawa yang konsumennya lebih banyak.

Sabu dalam kemasan teh China itu masuk ke Indonesia melalui perairan Bengkalis atau Dumai dari Malaysia. Di kawasan laut itu memiliki banyak pelabuhan tikus yang kurang terpantau oleh aparat keamanan. Hal itulah yang menjadi celah menguntungkan bagi pemasok narkoba. Intinya, narkoba itu berasal dari satu sumber dengan melalui jalur laut.

Teroris saja bisa ditangkap meski mereka bersembunyi di dalam lubang semut sekalipun. Peredaran narkoba ini sudah jelas dan terendus aparat terkait siapa pelakunya, dari mana sumbernya, serta jalur pengirimannya.

Dengan tekad dan sinergitas yang kuat kita yakin peredaran narkoba di Riau dan di Indonesia secara luas bisa diberantas. Jangan bermain-main dengan narkoba jika tidak ingin hidup ini dipermainkan oleh narkoba. Jangan pertaruhkan jabatan dan pangkat demi kenikmatan sesaat.