Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) sekaligus pengamat ekonomi Aceh Dr Mukhlis Yunus menyarankan pemerintah dan Pertamina memperketat pengawasan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar tepat sasaran dan terhindar dari permainan pihak tertentu.
"Pengawasan penyaluran BBM bersubsidi harus diperketat. Kalau perlu Satpol PP juga harus mengawasi apakah kebijakan BBM subsidi ini sudah dinikmati yang berhak atau tidak," kata Dr Mukhlis Yunus, di Banda Aceh, Kamis (10/2).
Mukhlis mengatakan, pada dasarnya setiap kebijakan pemerintah pasti ada sisi positif dan negatifnya, bahkan terkadang pemerintah mengorbankan kepentingan jangka pendek demi kepentingan jangka panjang. Seperti melakukan perubahan pada Perpres 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Mukhlis mengatakan, pada dasarnya BBM di Indonesia tidak mahal, hanya saja daya beli masyarakat yang masih lemah. Karena jika dibandingkan dengan beberapa negara lain harga BBM di Indonesia justru paling murah.
Namun, Mukhlis sangat menyesalkan selama ini BBM bersubsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat itu banyak dinikmati oleh kelompok lain yang tidak berhak.
"Jadi bukan salah kebijakan pemerintah, tetapi lemahnya pengawasan dan pengendalian, dan moral terlanggar orang kaya suka yang subsidi," ujarnya.
Mukhlis menyebutkan, sejauh ini solar bersubsidi sangat dibutuhkan masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan transportasi, tetapi juga menunjang kegiatan ekonomi.
Karena itu, semua elemen seharusnya ikut serta menjaga kebijakan pemerintah dan Pertamina dalam pendistribusian BBM subsidi tersebut agar tetap sasaran seperti yang diharapkan.
"Kita boleh cek apakah yang isi solar bersubsidi mereka yang berhak, sudahkah pemerintah daerah sudah melihat bahwa kebijakan pemerintah pusat dalam mengalokasi BBM subsidi itu sudah tepat sasaran atau tidak. Itu masalah, maka harus diawasi lebih ketat," katanya.
Menurut Mukhlis, jika penyaluran BBM bersubsidi tidak tepat sasaran, maka harapan dari kebijakan pemerintah tidak akan pernah tercapai. Karena pada pelaksanaan tidak mampu melakukan pengawasan secara baik.
Selain pengawasan, Mukhlis juga berharap masyarakat harus sadar bahwa BBM bersubsidi diperuntukkan kepada yang berhak, karenanya jangan mengambil yang bukan haknya.
"Sehingga output dari Perpres Nomor 117 tahun 2021 tersebut benar-benar dinikmati masyarakat yang membutuhkan, tidak oleh para cukong-cukong," kata Dr Mukhlis.
Berita Lainnya
Ponpes Babul Maghfirah Aceh Besar terbakar
01 December 2024 8:47 WIB
Banjir 1,5 meter landa dua kecamatan di Subulussalam Aceh
17 November 2024 13:21 WIB
Telkomsel sukses hadirkan konektivitas 5G selama PON XXI Aceh-Sumut 2024
28 September 2024 6:02 WIB
PLN sukses hadirkan listrik berkualitas selama PON XXI Aceh-Sumut
25 September 2024 9:59 WIB
Menjajal hotel terapung KM Kelud yang bersandar di Aceh selama pelaksanaan PON XXI
18 September 2024 11:36 WIB
Takraw - Riau dan Jateng kunci tiket nomor regu putra
17 September 2024 9:51 WIB
Riau sabet emas keempat di hari terakhir pertandingan anggar
17 September 2024 9:50 WIB
Anggar - Riau gagal raih emas di kelas degen beregu putri
16 September 2024 5:39 WIB