Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan bahas tentang ancaman Korut

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Korut

Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan bahas tentang ancaman Korut

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) berbicara kepada pejabat selama observasi apa yang media pemerintah sebutkan sebagai uji coba rudal hipersonik di lokasi tak disebutkan di Korea Utara, Selasa (11/1/2022), dalam foto yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Selasa (12/1/2022). (KCNA via REUTERS/WSJ/djo)

Washington (ANTARA) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin pada Rabu (9/2) berbicara dengan menteri pertahanan Korea Selatan dan Jepang tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara setelah serangkaian peluncuran rudal oleh Pyongyang, kata Pentagon.

Ketegangan internasional telah meningkat akibat serangkaian uji coba rudal balistik Korea Utara, yakni tindakan yang telah lama dilarang oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

"Para pemimpin menekankan bahwa peluncuran rudal balistik DPRK mengganggu stabilitas keamanan regional dan jelas melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB," kata John Kirby, juru bicara Pentagon --markas besar Dephan AS-- dalam pernyataan.

Baca juga: Presiden Korsel Moon Jae-in janjikan dorongan akhir untuk perdamaian dengan Korut

Kirby menggunakan DPRK, Democratic People's Republic of Korea, saat menyebut nama resmi Korea Utara.

Januari 2022 adalah saat Korut mencatat rekor uji coba rudalnya. Setidaknya tujuh peluncuran, termasuk tipe baru "rudal hipersonik" yang mampu bermanuver dengan kecepatan tinggi, berlangsung selama bulan itu.

Korea Utara pada Selasa (8/2) membanggakan diri dengan menyatakan bahwa pihaknya adalah satu dari hanya segelintir negara di dunia yang memiliki senjata nuklir dan rudal canggih, serta satu-satunya negara yang menentang Amerika Serikat dengan "mengguncang dunia" dengan uji coba rudal.

Kutipan dari laporan rahasia PBB mengatakan bahwa Korea Utara terus mengembangkan program rudal nuklir dan balistik selama setahun terakhir.

Laporan PBB itu juga menyebutkan bahwa serangan siber pada pertukaran mata uang kripto merupakan sumber pendapatan penting bagi Pyongyang.

Baca juga: Istri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali tampil di depan publik

Sumber: Reuters