Dikunjungi Wabup Siak, air mata ibu korban pembunuhan tak henti menetes

id Wabup, Siak, pembunuhan, gadis, ibu korban, air mata,Pemerkosaan, radupaksa

Dikunjungi Wabup Siak, air mata ibu korban pembunuhan tak henti menetes

Wabup Husni Merza saat mengunjungi rumah duka korban pembunuhan di Siak. (ANTARA/FB-Husni Merza)

Siak (ANTARA) - Wakil Bupati Siak Husni Merza mengunjungi ibu VRM (16), gadis cantik asal Kampung Paluh, Kecamatan Mempura yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan remaja SAS (16) asal kampung Benteng Hilir.

“Berat mata memandang, berat lagi bahu memikul, itulah yang saya pikirkan ketika saya memandang wajah pasrah yang dibasahi air mata, dari seorang ibu yang baru saja ditinggal pergi oleh anak yang dicintainya yang wafat dengan cara yang kita semua tidak menginginkannya," kata Husni Merza.

Husni mengaku tertegun saat orang tua korban bercerita tentang anaknya yang jadi korban kejahatan itu. Ibu korban, Ani tak berhenti meneteskan air mata saat rombongan yang dipimpin Husni Merza itu tiba di rumahnya, Senin (7/2) kemarin.

Husni mengatakan, secara pribadi dan atas nama PemkabSiak turut berbelasungkawa atas meninggalnya VRM di usia remaja. Secara pribadi dan atas nama Pemkab Siak mengutuk keras tindak kejahatan semacam itu.

"Kami datang untuk bertakziah, sekaligus memberikan semangat kepada Ibu Ani dan keluarga, serta mendoakan almarhumah semoga husnul khatimah," katanya.

Husni juga mengungkapkan duka mendalam untuk keluarga Ani. Ia merasakan kesedihan yang dirasakan Ani. Kenapa tidak, belum genap 3 tahun ditinggal wafat oleh suami tercinta, kini anak keduanya juga telah direnggut dengan cara yang tidak wajar.

“Ibu Ani mengatakan kepada saya telah sepenuh hati sepenuh jiwa merawat anak gadisnya tersebut selama 16 tahun. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, beliau mencurahkan kasih sayang selama ini, tetapi direnggut dengan cara keji. Ujian bagi ibu Ani ini sungguh besar yang kita semua mungkin tak sekuat ibu Ani,” ungkap Husni.

Baca juga: Gadis di Siak diradupaksa saat haid, pelaku tak tahu karena gelap

Sebelum menjenguk keluarga korban, Husni juga menyampaikan pesan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun honorer di lingkungan Pemkab Siak, agar menjaga anak-anak dari tindakan kejahatan. Orang Melayu, kata dia, melarang anak-anaknya keluar rumah saat mendekati magrib.

"Itu merupakan hal yang bagus yang harus kita pertahankan meski pada dunia yang semaju ini. Kita tidak tahu kejahatan itu ada pada waktu dan tempat di mana, karena itu laranglah anak-anak kita keluar rumah jika sudah mendekati magrib. Tidak untuk anak perempuan saja, juga anak laki-laki,” ulas dia.

Husni juga berharap agar orang tua juga bisa mengawasi anak-anaknya di media sosial. Sebab medsos juga mempengaruhi orang berpikir dan bertindak bahkan membuat kriminal.

Sebelumnya kasus ini terungkap usai ditemukannya mayat korban pada Minggu (6/2) di kebun sawit, Kampung Benteng Hilir. Korban dikubur dengan mulut terikat pada kedalaman 40 centimeter.

Tak sampai 12 jam, Polres Siak mengungkap pelakunya yang juga warga Benteng Hilir tersebut. Terungkap korban yang hilang sejak Rabu (2/2) lalu ternyata dirudapaksa lalu dibunuh dan esok harinya dikubur pelaku di lokasi tersebut.