BRIN dan Kadin akan berkolaborasi perkuat sektor industri di Indonesia

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,BRIN

BRIN dan Kadin akan berkolaborasi perkuat sektor industri di Indonesia

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak.)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) akan berkolaborasi memperkuat serta meningkatkan perkembangan sektor industri di Indonesia.

"Kita menginginkan adanya kerja sama jangka panjang, mendalam, dan strategis dengan BRIN," kata Kepala Badan Riset dan Teknologi Kadin Ilham Habibie dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ilham menuturkan kondisi industri dalam negeri saat ini belum berorientasi pada penelitian dan pengembangan (litbang). Misalnya, pada industri otomotif, penelitiannya berasal dari luar, sedangkan di Indonesia hanya ada bengkel atau pabrik pembuatan produknya.

Baca juga: BRIN: Riset vaksin COVID-19 Merah Putih tidak terhambat karena proses integrasi

Oleh karenanya, perlu adanya litbang yang jauh lebih substansial di dunia industri.

Untuk mewujudkannya, BRIN menjadi salah satu mitra utama Kadin untuk bersama-sama menyukseskan industri di Indonesia.

Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyambut baik diskusi peluang kerja sama antara Kadin dan BRIN.

Ia menuturkan integrasi unit litbang ke dalam BRIN, menjadikan BRIN memiliki kapasitas yang besar, terutama dari tiga aspek, yakni sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan anggaran.

Baca juga: BRIN: 2.800-an gempa magnitudo > 4 per tahun terjadi pada 2017-2021, rata-rata 25 kali gempa

"Tujuan utama BRIN itu bukan hanya memajukan periset BRIN, tapi seberapa jauh agar pelaku usaha bisa masuk ke dalam riset dengan berbagai permasalahan," ujar Handoko.

BRIN memiliki berbagai skema untuk pendanaan dan memberikan fasilitas yang terbuka untuk semua kalangan termasuk industri dengan berbasis kompetisi.

Menurut dia, industri selama ini enggan masuk ke dunia riset karena investasi riset yang mahal, khususnya investasi SDM dan infrastruktur.

Untuk itu, keberadaan BRIN menjadi jembatan untuk menyediakan SDM dan infrastruktur secara gratis.

"Relasinya nanti berbasis lisensi. Kalau ada hasil risetnya, kita minta lisensi, tapi kalau tidak berhasil ya tidak apa-apa, kita bisa kerja sama lagi," tutur Handoko.

Baca juga: BRIN: Harus lebih serius mitigasi potensi gempa 100 tahun ke depan, minimalisasi resiko