Jakarta (ANTARA) - Setelah aneka petisi diluncurkan terkait penyiaran serial Korea Selatan "Snowdrop", kini sebuah petisi baru diluncurkan dengan menyerukan penutupan jaringan TV Korea Selatan JTBC, penyiar K-drama Snowdrop.
Setelah pemutaran perdana "Snowdrop", sebuah petisi awal yang menyerukan pembatalannya diunggah ke situs web Blue House (kantor eksekutif dan kediaman resmi kepala negara Korea Selatan) pada malam 19 Desember.
Baca juga: Puluhan film Asia siap diputar The Japan Foundation, dua dari Indonesia
Petisi tersebut telah mencapai lebih dari 300.000 tanda tangan , pada saat penulisan. Sejak itu, petisi kedua telah diluncurkan di situs web Blue House pada 23 Desember. Kali ini, pengguna menyerukan penutupan JTBC itu sendiri melalui siaran "Snowdrop", mengklaim bahwa jaringan tersebut belum "ditangani dengan benar" atau berurusan dengan dugaan distorsi sejarah.
Petisi baru tersebut telah mengumpulkan hampir 30.000 tanda tangan dalam waktu kurang dari sehari. Awal pekan ini, beberapa perusahaan menarik sponsor mereka untuk "Snowdrop" setelah mendapat reaksi keras dari penonton.
Baca juga: Mahershala Ali dapat sorotan utama di drama baru "Swan Song"
Sementara itu, JTBC menggambarkan reaksi balik atas "distorsi sejarah" acara tersebut sebagai "kesalahpahaman" yang akan dibahas di episode mendatang, katanya dalam sebuah pernyataan resmi dikutip Senin.
"Masalahnya" akan diselesaikan melalui kemajuan plot drama," tambahnya. Di bagian lain dalam pernyataan itu, jaringan televisi juga mencatat bahwa, meskipun Snowdrop berlatar pada masa "rezim militer", alur ceritanya dan karakter seputar "partai yang berkuasa yang berkolusi dengan pemerintah Korea Utara" adalah "cerita fiksi".
Pada tanggal 18 dan 19 Desember, JTBC menayangkan dua episode pertama dari drama musim dingin yang ditunggu-tunggu "Snowdrop", yang telah terlibat dalam kontroversi atas dugaan distorsi sejarah bahkan sebelum ditayangkan.
Serial K-drama "Snowdrop" yang dibintangi oleh Jung Hae-in dan Jisoo BLACKPINK berlatar pada peristiwa tahun 1987, tahun yang sangat penting bagi gerakan pro-demokrasi Korea Selatan.
Baca juga: Film "The King's Man" hadir di seluruh bioskop Indonesia hari ini
Baca juga: Denzel Washington akui masih belajar jadi sutradara, begini penjelasannya
Berita Lainnya
Sepasang panda raksasa China telah tiba di Spanyol
02 May 2024 12:34 WIB
AS soroti pentingnya tekad kuat komunitas internasional untuk jaga stabilitas
02 May 2024 12:17 WIB
Korea Selatan akan investasi 49 miliar won untuk meningkatkan jet tempur FA-50
02 May 2024 12:08 WIB
Gunung Merapi luncurkan 15 kali guguran lava sejauh 1,8 kilometer
02 May 2024 12:00 WIB
Presiden Jokowi resmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk Nusa Tenggara Barat
02 May 2024 11:31 WIB
BMKG pastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia bukan "heatwave"
02 May 2024 11:20 WIB
Bulog sebut lakukan penyerapan 30 ribu ton gabah kering petani per hari
02 May 2024 11:03 WIB
Politik kemarin, dari Bobby Nasution jadi Gubernur hingga delapan agenda PKB
02 May 2024 10:53 WIB