Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) akan membebaskan lahan di sejumlah titik bantaran Kali Sunter dan Kali Ciliwung sebagai upaya untuk mencegah banjir dengan membuat turap memadai di kawasan itu.
Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Timur, Fredy Setiawan, di Jakarta, Selasa, mengatakan salah satu penyebab banjir di permukiman warga diakibatkan oleh minimnya turap di tempat langganan banjir yang berada di bantaran kali tersebut.
Baca juga: Banjir berdampak pada 4.888 rumah warga di Tebing Tinggi, Sumatera Utara
"Terkait yang masih banjir di wilayah-wilayah, itu perlu diturap. Perlu pembebasan lahan," kata Fredy.
Fredy menambahkan beberapa lokasi yang akan dilakukan pembebasan lahan berada di kawasan wilayah Cipinang Muara, Cipinang Melayu dan Pondok Bambu.
"Memang ada beberapa 'spot' yang memang harus dibebaskan. Itu juga sudah dirapatkan oleh Sekda dan malam ini supaya ada percepatan," ujar Fredy.
Baca juga: Banjir besar di Kanada, 18 ribu orang dilaporkan masih terlantar
Dia mengatakan bahwa kebanyakan wilayah bantaran kali yang akan dilakukan pembebasan lahan telah didirikan bangunan rumah warga sehingga perlu ada dialog.
"Ada rumah warga. Pinggir Kali Sunter. Itu harus dibebaskan lahannya, itu kan tanahnya masyarakat," tutur Fredy.
Fredy mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan beragam upaya untuk mengurangi dampak banjir, seperti membuat sumur resapan, gerebek lumpur, serta pembangunan embung dan waduk.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalteng tetapkan status tanggap darurat bencana banjir
"Kalau di Kali Sunter hulunya sudah 165 sentimeter, daerah Cipinang Melayu lebih dari dua meter. Kenyataannya kemarin cuma 15 sentimeter. Tinggal disedot sama Damkar, tidak sampai enam jam sudah surut," ujar Fredy.
Fredy belum merinci berapa anggaran yang disiapkan untuk pembebasan lahan pada sejumlah titik di bantaran kali itu.
Baca juga: Lagi-lagi banjir rendam 1.886 rumah di Kapuas Hulu Kalbar