Pekanbaru (ANTARA) - Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket mengatakan Uni Eropa tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam bidang ekonomi dan perdagangan, terkait Riau memiliki kebun sawit yang terluas di Indonesia dan pajak ekspor CPO yang rendah.
"Karenanya fokus kerja sama yang ingin dijalin antara Uni Eropa dengan Riau untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di daerah ini," kata Vincent, kepada wartawan di Pekanbaru, Senin. .
Vincent menyebut minyak sawit Riau mewakili delapan persen dari total perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dan 16 persen mewakili ekspor Indonesia ke Eropa.
Karena itu pihaknya menyadari bahwa sektor ekspor komoditas nonmigas ini merupakan sumber lapangan kerja dan pendapatan besar di daerah.
"Atas dasar ini, Uni Eropa memiliki minat yang besar untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia, industri, dan organisasi masyarakat, untuk meningkatkan standar berkelanjutan di seluruh rantai pasokan minyak sawit," katanya.
Secara khusus, lanjut dia, kedatangannya ke Riau lebih ingin memastikan bahwa minyak sawit yang mereka beli tidak berkontribusi terhadap deforestasi.
"Kami sadar bahwa Indonesia bekerja keras menekan deforestasi," katanya.
Melalui kunjungannya iniVincent berharap bisa mendapatkan informasi banyak tentang kemajuan yang ada, mengingat Uni Eropa merupakan salah satu pasar minyak sawit terbesar bagi Indonesia.
Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan bahwa pemerintah daerah (pemda) membuka diri dan berharap Uni Eropa berkeinginan berinvestasi di Riau.
"Saya sudah berbicara secara berhadap-hadapan dengan Pak Dubes Vincen, diharapkan setelah pertemuan ini ada tindak lanjut terkait kerja sama yang sudah dibahas tersebut," katanya.
Sedangkan tujuan kerja sama ini dibuat, menurut Syamsuar, agar hasil produk sawit Riau bisa lebih dikembangkan ke industri hilirisasi sehingga nilai komoditas sawit Riau makin terangkat. Kerja sama ini, kata dia, pastinya akan berdampak positif terhadap ekonomi negara dan ekonomi Riau ke depan.