Jakarta (ANTARA) - Mengonsumsi makanan atau minuman manis bagi sebagian orang mampu meningkatkan perasaan yang baik, namun di balik itu ada ancaman yang membahayakan kesehatan bila mengonsumsi terlalu banyak gula.
Gula mampu berkontribusi pada peningkatan berat badan, diabetes dan bahan risiko kanker, karenanya sejumlah orang mungkin memilih pemanis alternatif untuk menggantikan gula.
Baca juga: Masyarakat Indonesia didorong lebih banyak konsumsi teh tanpa pemanis
Dikutip dari Hindustan Times, Kamis, Konsultan Bedah Onkologi Rumah Sakit ITSA Raipur, India dr. Jayesh Sharma mengatakan bahwa pemanis buatan seperti sakarin atau aspartam tidak terlalu beracun dan tidak menyebabkan kanker serta dapat mengurangi asupan kalori.
“Namun pemanis buatan ini memiliki efek pada bakteri lambung. Banyak orang merasa lapar setelah mengonsumsinya sehingga kurang efektif untuk menurunkan berat badan,” kata Jayesh.
Kemudian permen dan manisan bebas gula yang berasal dari molekul sukralosa atau eritritol yang mirip dengan rasa gula, memiliki kalori rendah atau bahkan nol. Namun pemanis ini dapat memiliki efek samping ringan pada lambung.
Beralih ke pemanis alami yakni stevia dan buah biksu atau siraita grosvenorii yang semakin populer. Kedua pemanis ini sedikit memiliki rasa pahit namun tidak mengandung kalori dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah.
Baca juga: Yuk Simak Lagi! Fakta Pemanis Nol Kalori & Serunya Edukasi Bahasa Isyarat
Stevia, lanjut dia, dapat digunakan untuk memasak.
“Keduanya merupakan pengganti gula yang baik sekitar 80 persen aman,” katanya lagi.
Ia pun menyarankan bagi yang tengah berkeinginan mengonsumsi makanan atau minuman manis agar dapat membuat pilihan yang tepat demi kesehatan.
