Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Indonesia didorong untuk lebih banyak mengonsumsi teh tanpa pemanis menyusul fakta bahwa Indonesia menjadi negara ASEAN dengan penderita diabetes tipe 1 terbanyak, yaitu mencapai 41,8 ribu orang pada tahun 2022.
Untuk mendorong nilai teh bagi kesehatan, produsen merek minuman teh hijau tanpa pemanis ITO EN, Ltd. mengumumkan kesepakatan berskala global dengan atlet bisbol dunia asal Jepang Shohei Ohtani, yang bermain di Los Angeles Dodgers, Amerika Serikat.
"Shohei Ohtani merupakan salah satu inspirasi atlet Asia dalam kancah global. Perjalanan Shohei Ohtani merupakan bentuk perjuangan untuk menjadi individu yang menyentuh secara global, seperti halnya kami yang memiliki tujuan sama yaitu menjadi perusahaan teh global," kata Presiden dan Direktur Utama ITO EN, Ltd. Daisuke Honjo dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, pebisbol Shohei Ohtani mengaku senang bisa bergabung dalam kemitraan global bersama produsen minuman teh tanpa pemanis itu.
"Saya sangat bersemangat dapat diberikan peluang untuk membagikan pesonanya kepada orang-orang di seluruh dunia,” kata Shohei Ohtani.
Pemilik merek minuman teh tanpa pemanis Oi Ocha itu telah mendirikan perusahaan patungan (joint venture) bernama PT ITO EN Ultrajaya Wholesale bersama PT Ultra Mitrajaya Industry & Trading Company di Indonesia.
Kemitraan antara perusahaan teh tersebut dengan atlet bisbol Shohei Ohtani dinilai berdampak bagi peningkatan teh tanpa pemanis di kalangan konsumen global termasuk Indonesia, juga karena semakin banyaknya atlet Asia yang mendunia.
Perusahaan patungan tersebut pun akan turut mendorong agar nilai teh, terutama tanpa pemanis, semakin meningkat dan menjadi budaya sehari-hari.
Sejak tahun 2013, ITO EN dan PT Ultrajaya Tbk lewat PT ITO EN Ultrajaya Wholesale terus memperluas penetrasi pasar minuman teh di Indonesia serta meningkatkan kesadaran akan manfaat dan kelezatan teh Jepang yang autentik.
Baca juga: Kontrol gula darah penting dilakukan usai Lebaran agar terhindar dari diabetes
Baca juga: Para pasien diabetes masih boleh konsumsi gula pasir, benarkah?