Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan RISuahasil Nazara meninjau salah satu perumahan bersubsidi di Kabupaten Kampar, Riau, guna memastikan dana APBN terserap dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya berkesempatan melihat suatu kompleks perumahan yang dibangun dengan kombinasi kerja sama dan fasilitas yang diberikan oleh negara dengan dunia usaha,” kata Wamenkeu SuahasilNazara usai meninjau perumahan bersubsidi di Kabupaten Kampar, Selasa.
Wamenkeu Suahasil mengatakan perumahan Andhika Berkah Residence III dengan luas 3 hektare tersebut dibangun oleh pengembang yang mendapat fasilitas kredit dari Bank Tabungan Negara (BTN) yang memiliki pendanaan dari dana pihak ketiga serta Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP). Kemudianuang PPDPP berasal APBN dan uang investor dari pasar modal.
“Jadi uangnya itu urunan, banyak pihak yang menaruh uangnya dikelola oleh BTN sedemikian, hingga ketika dipinjam oleh masyarakat yang mengambil kredit rumah, dikenakan bunga hanya 5 persen,” ujar Wamenkeu.
Wamenkeu Suahasil menyampaikan rumah subsidi tersebut tertata dengan rapi, mulai dari saluran air, kavling, jalan masuk yang tinggi sehingga bebas banjir, serta dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti masjid dan lahan yang akan digunakan untuk fasilitas olahraga.
“Standar-standar yang ada dipastikan semua terpenuhi. Dipastikan lewat pemilik rumah yang ingin rumah tertata, selain pada saat yang bersamaan diperhatikan oleh Kementerian PUPR serta perbankan,” jelas dia.
Adapun Eka Endrasari salah satu warga yang menempati perumahan tersebut sejak 2018 mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan subsidi perumahan dari pemerintah.
“Saya sebagai warga yang menengah ke bawah, mewakili yang mengambil rumah subsidi berterima kasih banyak sudah dibantu semoga bermanfaat bagi kami. Tanpa subsidi kemungkinan kami tidak punya rumah,” ujar dia.
Adapun perumahan Andika Berkah Residence III merupakan komplek dengan 204 unit rumah. Mayoritas debitur perumahan subsidi dengan tipe rumah 36/108 tersebut didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan tidak tetap (outsorcing) dengan presentase sebesar 36,23 persen, karyawan tetap 26,57 persen, masyarakat berpenghasilan tidak tetap 14,49 persen, guru dan dosen honorer 11,11 persen, pegawai honorer pemerintahan 4,35 persen, TNI dan Polri 1,45 persen dan tenaga kesehatan 1,93 persen.
Baca juga: Wamenkeu setujui usulan DBH sawit Riau
Baca juga: Wamenkeu Suahasil Nazara minta perbankan identifikasi usaha untuk disalurkan kredit
Berita Lainnya
Wamenkeu Suahasil sebut konsumsi masyarakat kunci ekonomi 2024 tumbuh 5,2 persen
21 December 2023 14:10 WIB
Wamenkeu Suahasil Nazara bakal pantau kinerja ekspor
07 August 2023 15:45 WIB
Wamenkeu Suahasil Nazara sebut Simbara jadi sistem pertama integrasikan data minerba
28 June 2023 15:05 WIB
Wamenkeu Suahasil tekankan RI tak akan bisa tumbuh jika porsi impor lebih besar
13 February 2023 16:07 WIB
Wamenkeu Suahasil sebut Indonesia berpeluang bisa hasilkan 60 persen pembangkit energi baru 2060
08 December 2022 11:11 WIB
Wamenkeu Suahasil yakin IKN baru jadi katalis perbaikan ketimpangan wilayah Indonesia
07 December 2022 15:37 WIB
Wamenkeu Suahasil mengingatkan tata kelola yang baik jangan hanya dilakukan saat pandemi
06 December 2022 12:46 WIB
Wamenkeu Suahasil nyatakan penggunaan produk dalam negeri jadi sumber pertumbuhan baru
29 November 2022 13:31 WIB