Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Pertanian memantau secara langsung produksi padi biofortifikasi di Provinsi Lampung.
Deputi III Kantor Staf Presiden Panutan Sulendrakusuma menyampaikan pemantauan dilakukan, karena percepatan produksi padi biofortifikasi merupakan salah satu program prioritas nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Baca juga: KSP akan kawal pelaksanaan vaksinasi bagi calon pekerja migran Indonesia
“Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin menaruh perhatian besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Dan salah satu untuk mencapainya melalui pengembangan padi biofortifikasi,” ujar Panutan dalam siaran pers KSP, di Jakarta, Sabtu.
Panutan mengatakan pada 2020, Bappenas menetapkan penanaman padi biofortifikasi masuk dalam program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pengembangan varietas padi yang memiliki kandungan sumber mineral atau zinc tersebut, merupakan terobosan dalam penanggulangan kekerdilan (stunting) di Indonesia.
Baca juga: Kepala Staf Presiden sebut sinyal pemulihan ekonomi Indonesia terus menguat
Dengan kandungan zinc mencapai 34,51 ppm dan rata-rata 29,54 ppm, padi biofortifikasi diklaim bisa mengoptimalkan pertumbuhan tinggi dan berat anak.
Pengembangan budi daya padi biofortifikasi atau Inpari IR Nutri zinc, telah dilakukan sejak 2020 di beberapa daerah yang memiliki prevalensi balita stunting tinggi. Tahun ini, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian manargetkan pengembangan padi biofortifikasi 46 hektare di 26 provinsi.
Baca juga: KSP apresiasi Program Tol Laut Kemenhub telah berjalan efektif di Pelabuhan Sorong
“Khusus di Provinsi Lampung, pengembangan padi nutri zinc ditargetkan sebesar 46 hektare. Di antaranya tersebar di Kecamatan Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Pematang Sawa, dan Semangka,” ujar Panutan.
Berdasarkan hasil survei pada 2019, prevalensi stunting Indonesia sebesar 27,67 persen. Angka tersebut masih di atas standar WHO bahwa prevalensi stunting di suatu negara tidak boleh melebihi 20 persen.
Program akselerasi penurunan stunting menjadi salah satu program priotitas Pemerintah di sektor kesehatan, dengan target mencapai 14 persen pada 2024.
Baca juga: KSP yakin pembangunan Tol Trans-Sumatera akan tumbuhkan wilayah ekonomi baru
Berita Lainnya
WALHI dorong pemerintah untuk optimalkan upaya pengurangan sampah
14 November 2024 17:02 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Italia harapkan agar hubungan dagang lebih baik dengan Indonesia
14 November 2024 16:07 WIB
Madrasah akan ikuti kebijakan Kemendikdasmen soal mata pelajaran AI dan Coding
14 November 2024 16:01 WIB
Rusia akan respons penempatan pangkalan pertahanan Amerika Serikat di Polandia
14 November 2024 15:54 WIB
Pengamat nilai timnas Indonesia perlu kerja keras untuk imbangi Jepang
14 November 2024 15:46 WIB
Ahli BRIN imbau warga di pesisir waspadai banjir rob imbas fenomena "Supermoon"
14 November 2024 15:08 WIB
Bawaslu sebut tidak temukan dugaan pelanggaran pemilu di Kepulauan Seribu
14 November 2024 14:59 WIB