Aktivitas perekonomian di Jakarta Barat sudah semakin tinggi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antra, ekonomi

Aktivitas perekonomian di Jakarta Barat sudah semakin tinggi

Pengunjung menyantap makanan di sebuah kafe di Mal Central Park, Jakarta Barat, Selasa (24/8/2021). Selama masa PPKM level 3 di Jakarta, Pemerintah menyesuaikan operasional pusat perbelanjaan bisa dibuka hingga pukul 20.00 WIB dengan pembatasan 50 persen dari kapasitas serta restoran dapat menyelenggarakan makan di tempat dengan pembatasan 25 persen dari kapasitas atau maksimal dua orang per meja. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.)

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat menilai aktivitas perekonomian terutama di mal dan restoran di wilayah tersebut semakin tinggi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Hal tersebut terlihat dari semakin banyak warga yang berkunjung ke mal dan restoran hingga saat ini.

Baca juga: Sandiaga Uno optimis kolaborasi dengan PNM Mekar Cirebon dorong ekonomi

"Banyak yang diserbu itu mal-mal dan rumah makan. Terutama rumah makan yang lebih dikejarnya sebenarnya wisata kulinernya," kata Kepala Suku Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Jakarta Barat Sherly Yuliana saat dihubungi, Jumat.

Mayoritas warga memilih restoran dan mal sebagai destinasi saat ini karena terjangkau dari segi biaya dan jarak. Selain itu, tempat wisata dan beberapa taman kota belum bisa beroperasi.

Sherly menilai ramainya mal dan restoran merupakan pertanda pulihnya perekonomian warga, terutama untuk para pelaku usaha pariwisata.

Baca juga: Ada nastar tahan banting, "Kue Rayo" buatan industri rumahan Pekanbaru laris di tengah pandemi

Walau demikian, dia belum bisa memastikan jumlah nilai transaksi yang berputar di tempat usaha pariwisata selama pelonggaran PPKM.

"Dari pengawasan kami memang sudah mulai pulih. Pergerakan transaksi bisnis mereka terpantau oleh badan pendapatan dan pajak," kata Sherly.

Walau semakin ramai, Sherly tetap memastikan seluruh tempat usaha pariwisata dan hiburan di wilayah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Bahkan beberapa tempat usaha yang besar sudah menggunakan aplikasi Pedulilindungi untuk memantau status kesehatan pengunjung.

"Dengan demikian, para pelaku usaha pariwisata juga tetap bisa beroperasi dan memperketat protokol kesehatan secara bersamaan," kata dia.

Sherly berharap tren positif ini akan terus berlangsung sehingga para pelaku usaha pariwisata pelan-pelan bisa kembali bangkit di tengah pandemi.