Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peristiwa bencana alam yang melanda sejumlah daerah pada Agustus 2021 didominasi pengaruh curah hujan dan kekeringan.
"Sepanjang Agustus, bencana hidrometeorologi masih mendominasi di wilayah Indonesia. BNPB mencatat jumlah bencana alam sebanyak 155 kejadian selama bulan tersebut," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Longsor timbun lima rumah di Ngada
Berdasarkan peta sebaran kejadian bencana, kata Muhari, hal utama yang perlu dicermati adalah kesiapsiagaan daerah terhadap kejadian bencana yang dipicu oleh fenomena alam yang berbeda yakni hidrometeorologi basah dan kering.
Menurut Muhari fenomena tersebut melanda dua provinsi di wilayah Kalimantan yang dipengaruhi oleh fenomena hidrometeorologi basah atau curah hujan yang tinggi serta hidrometeorologi kering atau kekeringan.
"Fenomena itu memicu kejadian banjir sekaligus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan frekuensi yang cukup tinggi di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," ujarnya.
Baca juga: Badai Ida kejutkan warga New York dengan bencana banjir
Kejadian banjir di Kalimantan Tengah tercatat terjadi sebanyak tujuh kali dan karhutla 11 kali, sedangkan banjir di Kalimantan Selatan empat kali dan karhutla 10 kali kejadian.
Muhari berharap pemerintah daerah dapat melakukan upaya kesiapsiagaan hingga ke tingkat masyarakat, sebab potensi banjir dan karhutla pada suatu provinsi bergantung pada karakteristik wilayah setempat.
Kesiapsiagaan yang dimaksud harus berjenjang dari hulu ke hilir bahkan pusat ke daerah. "Dimulai dengan informasi cuaca yang berpotensi membawa bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor serta karhutla pada saat bersamaan," katanya.
Baca juga: Warga Merapi utamakan pengurangan risiko dibanding penanganan bencana akibat erupsi
Pemerintah daerah, kata Muhari, akan meneruskan informasi dan upaya-upaya kesiapsiagaan kepada lingkup administrasi yang lebih kecil dan komunitas.
"Dari sini kita mengharapkan peringatan dini bisa ditindaklanjuti dengan aksi segera atau early action. Tentu saja membutuhkan informasi spesifik cuaca dari lembaga terkait, sehingga pemerintah daerah bisa lebih jelas dalam memberikan panduan kepada masyarakat, misalnya kapan, siapa dan di mana saja yang harus evakuasi," katanya.
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB