Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melanjutkan pengeboran sumur keenam menggunakan teknologi rig ACS-19 di Blok Rokan, Provinsi Riau, sepekan setelah alih kelola.
Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin mengatakan aktivitas pengeboran tersebut dilakukan demi menjaga tingkat produksi minyak di Blok Rokan.
"Semua bekerja keras mulai dari masa transisi hingga setelah alih kelola ini. Ada pekerjaan persiapan rig yang biasanya selesai dalam enam hari, bisa selesai dalam tiga hari," kata Jaffee dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Dia mengungkapkan pihaknya telah melakukan pengeboran lima sumur, yaitu sumur Bangko-344 P03reg5, sumur Duri P_3R33E, sumur Duri 3K-49C, dua sumur Duri 8M-75B, dan sumur Bekasap #161-BK21_P01.
Saat ini sebanyak 25 lokasi berstatus siap untuk dibor atau dikenal dengan istilah ready for drilling (RDF). Pertamina menargetkan pengeboran 161 sumur baru hingga akhir tahun ini.
Menurut Jaffe target tersebut merupakan bagian dari upaya pencapaian target produksi minyak yang dicanangkan pemerintah pusat, yakni 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2030.
"PHR berkomitmen untuk mendukung pencapaian target pemerintah pusat tersebut. Prioritas utama PHR saat ini adalah pengeboran," ujar Jaffee.
Pertamina kini mengoperasikan 10 rig yang akan bertambah secara bertahap menjadi 16 rig hingga Oktober 2021.
Dalam upaya menjalankan program pengeboran yang selamat, andal, dan efisien, PHR memfokuskan pada tiga hal, yakni penerapan program keselamatan secara konsisten; pengalihfungsian dua rig workover (350 HP) menjadi rig pengeboran; dan pencapaian kinerja unggul serta efisien melalui program Lean Sigma.
Baca juga: Pertamina gelar upacara Kemerdekaan di Blok Rokan, ini komentar Ahok
Baca juga: Belum sepekan kelola WK Rokan, Pertamina kapalkan350 ribu barel minyak